Wamenekraf nilai film membangun kesadaran publik soal "cyberbullying"

2 months ago 18

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menilai film dapat dapat membangunkan kesadaran publik mengenai ancaman cyberbullying, perundungan siber, bagi anak dan juga remaja.

Setelah menonton film "Cyberbullying", Wamenekraf Irene menilai perundungan siber adalah hal yang nyata dan juga harus dihadapi secara bersama-sama. Film, kata Irene di Jakarta, Kamis, menjadi momen reflektif dalam merespons isu kekerasan digital terhadap anak-anak dan remaja.

“Film ini mengajarkan proses healing (penyembuhan) yang benar, bukan sekadar liburan, tapi, ada teknik dan pendekatan yang dalam. Bahkan dunia maya pun bisa menjadi bagian dari solusi jika diisi pergaulan yang sehat. Itu sebabnya peran guru, orang tua, dan komunitas digital sangat penting,” kata Wamenekraf Irene.

Baca juga: ARTJOG cerminkan visi-misi ekraf lewat inkubator berbasis kolaborasi

Kementerian Ekraf senantiasa mendorong penguatan ekosistem perfilman nasional yang merupakan sektor strategis dalam ekonomi kreatif. Upaya itu dilakukan melalui peran aktif sebagai jembatan antara sineas dan mitra strategis.

"Harapannya, semakin banyak sineas dan rumah produksi yang mampu menghadirkan karya berkualitas, memperkuat industri, dan membawa cerita Indonesia ke panggung dunia. Untuk itu, kolaborasi adalah kunci—baik antar kementerian, dengan komunitas kreatif, maupun pelaku industri,” ujar Irene.

Kementerian Ekraf percaya bahwa karya kreatif seperti film ini memiliki kekuatan untuk membuka ruang dialog, membangun empati, dan mendorong aksi kolektif.

Pada acara yang sama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan bahwa isu cyberbullying adalah tanggung jawab kolektif. Dia mengatakan semua pihak mulai dari rumah hingga negara harus bisa memastikan lingkungan sehat bagi generasi muda.

Cyberbullying bukan hanya urusan guru atau orang tua, tapi, tanggung jawab bersama. Yang paling penting adalah membangun ketahanan diri anak sejak dini dan memastikan proses pemulihan berjalan dengan dukungan semua pihak—terutama keluarga dan lingkungan terdekat,” ucap Veronica Tan.

Film Cyberbullying bercerita tentang Neira Kanjera (13), siswi SMP berprestasi yang hidupnya berubah drastis akibat video viral yang menuduhnya melakukan hal tak pantas. Hujatan publik membuat Neira terpuruk, hingga dia dipindahkan ke rumah kakeknya di pinggiran kota.

Di sana, dia perlahan bangkit dengan membentuk komunitas kecil dan belajar kembali percaya pada dirinya sendiri hingga akhirnya berani menghadapi masa lalunya.

Baca juga: Wamenekraf soroti potensi "IP Character" di sektor ekraf Indonesia

Baca juga: KPAI tekankan deteksi dini dan respons cepat kasus perundungan

Baca juga: Wamendukbangga ajak orang tua terlibat cegah perundungan anak

Baca juga: Instagram luncurkan program kemitraan sekolah cegah perundungan

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |