Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan bahwa mudahnya akses kontrasepsi dalam program keluarga berencana (KB) di Indonesia menjadi contoh baik bagi Pakistan.
"Tentu saja keberhasilan program KB ini adalah kerja sama dari semua pihak, terutama kader-kader kita di lapangan yang betul-betul memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Indonesia juga telah berhasil menjalankan program KB pascapersalinan, yang diapresiasi oleh negara Pakistan," katanya dalam kegiatan "Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman tentang Program KB" bersama Delegasi Pakistan di Kantor Kemendukbangga, Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan, kesuksesan Indonesia dalam mengendalikan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) sebesar 2,1 melalui program KB dengan pemberdayaan para kader juga menjadi salah satu pengalaman yang akan diterapkan oleh Pakistan untuk mengendalikan jumlah penduduk di negara tersebut.
Baca juga: Delegasi Pakistan pelajari program KB ke Kemendukbangga
"Pada tahun 2024, angkanya masih 2,11, jadi kita sudah berhasil mempertahankan di angka 2,1. Jadi, jika saat ini jumlah penduduknya adalah 285 juta, maka dengan angka TFR 2,1 kita bisa mempertahankan angka itu, tidak naik dan tidak kurang, karena itu artinya berarti satu perempuan Indonesia memiliki 2,1 anak, nah, ini kita terus berupaya kita lakukan dan pertahankan," ujar dia.
Menurut dia, kerja sama antara Indonesia dan Pakistan yang ada dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular selama kurang lebih satu minggu ini, bisa bermanfaat bagi kedua negara untuk peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk KB dengan memanfaatkan kekuatan komunitas seperti para kader di lapangan.
Baca juga: Kemendukbangga jamin peningkatan layanan KB masyarakat Indonesia
"Mereka (delegasi Pakistan) melihat langsung apa-apa saja yang dilakukan oleh petugas kita di lapangan, kader-kader di daerah lapangan, itu betul-betul sangat berkesan untuk mereka, program-program di posyandu, dapur sehat atasi stunting (dashat) itu memang ada dan sudah sejak lama terus dilakukan," ucapnya.
Dalam hal peningkatan layanan KB, lanjut dia, Indonesia dan Pakistan memiliki kesamaan terkait nilai budaya dan agama, yang dapat menjadi fondasi kuat untuk menyukseskan program KB di kedua negara.
Baca juga: GDPK Kemendukbangga jadi panduan strategis K/L jalankan program KB
"Kita memang harus berpikiran atau berwawasan global, tetapi terkait dengan perencanaan pembangunan keluarga yakni family planning atau keluarga berencana itu kita tetap harus mengingat norma-norma nilai yang ada, dari segi budaya yang ada di Indonesia yang kurang lebih mirip dengan Pakistan. Selain itu, peran pemuka-pemuka agama di tingkat lokal juga sangat penting untuk keberhasilan program keluarga berencana," tuturnya.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025