Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mengatakan Indonesia siap menghadapi dampak kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengutamakan strategi diplomasi perdagangan, mempererat solidaritas regional ASEAN, dan mempercepat diversifikasi pasar ekspor.
Dalam "Quarterly Webinar Series 1: Memahami Dampak Kebijakan Tarif Trump Terhadap Indonesia", yang diselenggarakan secara daring, Rabu, Wamendag Roro menyebut Indonesia juga berencana menghidupkan kembali forum kerja sama bilateral Indonesia-AS melalui Trade and Investment Framework Agreement/TIFA yang terakhir dilaksanakan pada 2018.
"Menanggapi kebijakan tarif tersebut, Indonesia terus bergerak maju dengan beberapa strategi. Strategi tersebut meliputi diplomasi, solidaritas regional ASEAN, dan diversifikasi pasar ekspor," ujar Roro.
Tarif resiprokal merupakan kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif
terhadap negara-negara yang dianggap memberlakukan hambatan perdagangan tinggi terhadap AS, termasuk Indonesia.
Awalnya, Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen. Namun sementara ini, produk Indonesia yang masuk ke AS hanya dikenakan tarif impor sebesar 10 persen hingga 9 Juli 2025 guna membuka ruang negosiasi lebih lanjut.
Baca juga: Wamendag: I-EU CEPA jadi solusi strategis di tengah situasi global
Roro menyampaikan Indonesia akan menempuh langkah-langkah terstruktur dan konstruktif dalam menghadapi situasi ini.
Pada kesempatan ini, Wamendag Roro juga mengungkapkan Indonesia mengajukan pengembangan sumber daya manusia yang mencakup bidang pendidikan, sains, teknologi, teknik (engineering), matematika (STEM), serta ekonomi digital.
Selanjutnya, Indonesia juga mengusulkan kerja sama yang lebih seimbang di sektor jasa keuangan serta meminta tarif impor AS terhadap produk ekspor unggulan Indonesia, seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang disesuaikan agar lebih kompetitif dibandingkan negara-negara pesaing.
Selain mengutamakan diplomasi perdagangan dengan AS, langkah kedua yang dilakukan Indonesia yaitu mendorong solidaritas regional ASEAN.
Menurut Wamendag Roro, ASEAN harus bertindak sebagai satu kesatuan agar pengaruh ASEAN tetap kuat di platform global.
Untuk itu, Indonesia mendukung Malaysia
selaku Ketua ASEAN untuk memulai dialog regional ASEAN dengan AS.
"Sebelum diumumkannya kebijakan tarif resiprokal, Indonesia telah mengusulkan penyusunan non-paper dalam pertemuan ASEAN Economic Ministers' (AEM) Retreat di Johor, Malaysia (28/2/2025), untuk mengantisipasi kebijakan tarif AS. Usulan tersebut menekankan pentingnya sentralitas ASEAN di tengah ketegangan perdagangan global," imbuh Roro.
Dari sisi diversifikasi pasar, pemerintah Indonesia mempercepat penyelesaian 16 perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA), di antaranya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/ICA-CEPA), Indonesia-Peru CEPA, dan Indonesia-EU CEPA, Perjanjian Preferensi Perdagangan Indonesia-Iran (Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement/PTA) dan Indonesia-Tunisia PTA hingga Amandemen Protokol Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA).
"Dengan ratifikasi dan implementasi perjanjian-perjanjian tersebut, Indonesia diharapkan dapat memperluas akses pasar dan memperkuat hubungan perdagangan internasional," sebut Wamendah Roro Esti.
Baca juga: Wamendag sebut kebijakan tarif Trump jadi peluang subtitusi pasar
Baca juga: Wamendag: Perjanjian dagang RI-Kanada tak pengaruhi ekspor ke AS
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025