Wamen Investasi: Hadirnya pabrik katalis dorong kemandirian energi

5 days ago 3
Selama ini, untuk kebutuhan katalis, kita impor. Sekarang dengan adanya pabrik ini kita harapkan bisa mandiri

Karawang, Jawa Barat (ANTARA) - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menyebutkan hadirnya pabrik katalis di Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dapat mendorong kemandirian hilirisasi energi.

"Selama ini, untuk kebutuhan katalis, kita impor. Sekarang dengan adanya pabrik ini kita harapkan bisa mandiri," kata Todotua usai peresmian produksi pertama dua katalis baru PT Katalis Sinergi Indonesia, Karawang, Rabu.

Ia menyampaikan dengan adanya pabrik katalis, diharapkan Indonesia akan mencapai kemandirian dan tidak lagi tergantung kepada impor.

Pembuatan katalis sebagai penyokong energi searah dengan Astacita Presiden Prabowo di sektor energi ramah lingkungan. Bahan bakar nabati akan menjadi pilihan selain kendaraan listrik.

"Katalis juga termasuk material yang terkait dengan hilirisasi di industri kimia, kilang dan migas. Material bahan bakunya ada di negara kita, cobalt, nikel, zeolite, molybdenum, hingga zinc, semua material ada di Indonesia dan punya cadangan luar biasa," katanya.

Katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.

Seperti dalam pembuatan bahan bakar nabati, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi bahan bakar nabati (BBN).

Baik itu bensin, biosolar, bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur.

Bahan bakar nabati ini ke depan diproyeksikan untuk banyak digunakan. Sebab, minyak bumi bersumber fosil akan makin habis karena tidak dapat diperbaharui. Dengan katalis, Indonesia diharapkan bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari.

Direktur Utama Katalis Sinergi Indonesia Hadiyanto menyampaikan perusahaannya berdiri di lahan seluas 2 ha di Kawasan Industri Kujang Cikampek dan mulai beroperasi sejak dua tahun lalu.

Pabrik ini adalah hasil dari sebuah konsorsium, yang di dalamnya terdapat PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang (37 persen), dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen).

Saat ini, Katalis Sinergi Indonesia sudah bisa memproduksi katalis hydrotreating sebagai bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati yang mengubah minyak sawit menjadi minyak diesel (D100). Selain itu, juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun.

Saat berdiri dua tahun lalu, ada tujuh jenis katalis yang diproduksi, tapi saat ini Katalis Sinergi Indonesia sudah bisa membuat 13 jenis produk katalis. Produknya itu ialah sembilan jenis katalis hydrotreating dan empat jenis katalis oleochemical.

"Dengan dukungan dari ITB, Pertamina, dan Pupuk Kujang, kita akan terus berusaha menyediakan katalis-katalis yang bermanfaat di berbagai sektor industri, termasuk berinovasi menambah produk baru," kata Hadiyanto.

Menurut dia, saat ini ada dua produk baru yang diproduksi, yaitu katalis SGB VII untuk mendukung industri biofuel atau bahan bakar organik. Katalis tersebut berfungsi untuk memisahkan sulfur dalam proses produksi di PT Kilang Pertamina Internasional di Kasim, Papua.

Produk baru selanjutnya ialah katalis jenis ME-Kat 200. Katalis tersebut berfungsi untuk memproses metil ester atau minyak nabati menjadi fatty alcohol atau alkohol lemak. Zat itu biasa digunakan dalam berbagai bahan yang terkait dengan bahan bakar seperti cat, pelapis, bahkan farmasi.

Pewarta: M Ali Khumaini
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |