Wamen Christina prihatin atas pengeroyokan pekerja migran di Malaysia

9 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyampaikan keprihatinan atas dugaan insiden pengeroyokan oleh sekelompok pekerja asal Bangladesh di Malaysia yang mengakibatkan seorang pekerja migran Indonesia meninggal.

"Tentunya kami prihatin sampai terjadi pengeroyokan berujung pada kematian pekerja migran tersebut," kata Wamen Christina kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sebuah video berdurasi sekitar 45 detik yang viral di media sosial memperlihatkan pengeroyokan oleh sekelompok pekerja diduga asal Bangladesh terhadap seorang pekerja migran Indonesia di daerah Bangsar, Malaysia, pada Selasa (15/7).

Menurut Christina, informasi yang beredar saat ini masih perlu diverifikasi, siapa pelakunya, status pekerja migrannya, pemberi kerja, dan bagaimana kejadiannya lebih rinci.

Kementerian P2MI, kata Christina, masih mennggu penjelasan lebih lanjut dari pihak berwenang terkait kejadian tersebut.

"Kita tunggu penjelasan lebih lanjut dari pihak berwenang yang sudah menangkap pelaku," katanya.

Sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan terhadap pekerja migran Indonesia, Kementerian P2MI sendiri, kata Chritina, selalu memberikan imbauan saat orientasi pra-pemberangkatan (OPP) sebelum calon pekerja migran bekerja keluar negeri, agar mereka mewaspadai berbagai hal saat bekerja di luar negeri.

Wamen Christina mengatakan dirinya masih akan terlebih dahulu menunggu kejelasan tentang kejadian tersebut sebelum mengambil langkah-langkah penanganan lebih lanjut.

"Kita tunggu dulu kejelasan duduk persoalannya," demikian katanya.

Baca juga: Temui menteri Malaysia, Karding sampaikan masalah pekerja migran

Baca juga: Lanal Dumai gagalkan keberangkatan 17 calon PMI dan 24 WNA Bangladesh

Baca juga: Ratusan Pekerja Bangladeh di Malaysia Dipukul dan Diberi Makanan Basi

Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |