Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan bahwa persoalan infrastruktur sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) utama bagi Kota Semarang.
"(PR) Tentu masih infrastruktur ya, infrastruktur dasar kita akan selesaikan dulu 2025 ini, selesai semua," katanya, usai upacara HUT ke-478 Kota Semarang, di halaman Balai Kota Semarang, Jumat.
Menurut dia, infrastruktur yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan bangunan fisik berupa jalan, jembatan, dan drainase, tetapi juga infrastruktur pendidikan hingga kesehatan.
"Infrastruktur yang berkaitan tidak hanya jalan, jembatan, gorong-gorong, tetapi juga infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan dan infrastruktur lain," katanya.
Yang jelas, kata dia, seluruh infrastruktur pendukung yang berkaitan dengan pertumbuhan Kota Semarang akan dibiayai secara maksimal hingga 2029.
Berkaitan dengan peringatan HUT Kota Semarang, ia bersyukur saat ini Kota Atlas bisa merayakan hari jadinya yang ke 478 tahun.
"Dari kota yang kecil menjadi sekarang kota yang sangat luar biasa dan kita berharap seluruh masyarakat dapat bahu-membahu untuk membuat Kota Semarang menjadi semakin hebat dan besar," katanya.
Ia mengingatkan bahwa pembangunan Kota Semarang, termasuk secara ekonomi memerlukan kerja sama seluruh elemen masyarakat.
"Jangan lupa bahwa kerja bisa diselesaikan, dan semua orang terlibat tidak hanya jadi penonton dalam proses perkembangan kota yang akan menjadi pusat perekonomian," katanya.
Karena itu, Agustina meminta dukungan seluruh masyarakat Kota Semarang untuk menyukseskan seluruh program yang dilaksanakan untuk kemajuan wilayah.
"Mohon doa restunya mudah-mudahan kita bisa melalui berbagai macam tantangan ya. Sulit apakah gampang? Ya, gampang-gampang sulit lah. Namun, kalau kita berniat, saya kira pasti bisa," katanya.
Baca juga: Gubernur Jateng: Status bandara internasional genjot pariwisata
Baca juga: Mantan Wali Kota Semarang dan suami didakwa terima suap Rp9 miliar
Baca juga: Kelenteng Sam Poo Kong target 700 ribu wisatawan pada 2025
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025