Probolinggo (ANTARA) - Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mendelegasikan sebanyak 28 dosen melanjutkan studi doktoral ke Jepang, Tiongkok dan Malaysia sebagai upaya optimalisasi peran mereka dalam ekosistem pendidikan tinggi.
Rektor Unuja Paiton KH Najiburrohman mengatakan delapan tahun perjalanan kampus pesantren modern itu adalah perjalanan menuju kematangan menuju kampus unggul dan visinya berfokus tiga hal, yakni berdampak, unggul dan sejahtera.
"Delapan tahun perjalanan Universitas Nurul Jadid bukan sekadar perjalanan waktu, melainkan perjalanan menuju kematangan, kemandirian dan keunggulan," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima ANTARA, Senin.
Dalam data Science and Technology Index (SINTA) Kemdikbudristek, kata Najiburrohman, Unuja Paiton saat ini menempati peringkat ke-152 dari total 5.491 perguruan tinggi di Indonesia, atau naik hampir dua kali lipat dari posisi 296 pada tahun 2023.
Baca juga: Tingkatkan kualitas dosen, Kemenag beri beasiswa dosen ke luar negeri
Ia menyampaikan pula Unuja menempati posisi 10 besar nasional Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama dengan skor SINTA tertinggi dan meraih penghargaan kinerja riset dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur.
Di bidang penjaminan mutu dan akademik, lanjut Rektor Najiburrohman, Unuja secara resmi meraih Akreditasi Institusi "Baik Sekali" dan berhasil mempertahankan sertifikasi internasional ISO 9001:2015 (manajemen mutu) serta ISO 21001:2018 (manajemen organisasi pendidikan).
"Alhamdulillah Unuja juga masuk dalam peringkat 10 besar Perguruan Tinggi NU dengan Prodi Unggul terbanyak secara nasional. Untuk SDM kami juga telah mendelegasikan 28 dosen studi doktoral ke Jepang, Tiongkok, Malaysia, serta perguruan tinggi nasional bereputasi," tuturnya.
"Unuja juga ada 21 kerja sama luar negeri aktif, termasuk mendelegasikan tiga mahasiswa untuk program Academic Overseas di University of Kuwait," katanya.
Baca juga: LPMPP Universitas Pertahanan gagas transformasi kualitas dosen
Najiburrohman menambahkan, pada Minggu (2/11) telah melaksanakan Sidang Terbuka Senat dalam rangka Dies Maulidiyah ke-VIII dan Wisuda 2025.
Dalam acara itu juga dihadiri oleh Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini, dan secara resmi melepas sebanyak 1.172 wisudawan.
"Kepada 1.172 wisudawan untuk senantiasa menjaga karakter pesantren, terus belajar berinovasi dan bangga menjadi alumni Unuja," katanya.
Sementara Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Paiton, KH Moh Zuhri Zaini dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa momentum wisuda merupakan anugerah dan nikmat.
"Wisuda bukan akhir dari proses, melainkan awal," tuturnya.
Menurutnya, belajar bisa dilakukan dimana saja dan tidak harus di lembaga formal, dan bahkan dari pengalaman kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan oleh sahabat-sahabat nabi.
"Saya harap wisudawan menjadi sirojuna (pelita) di masyarakat, bukan sirjina (mengotori masyarakat), karena tidak semua orang pintar itu bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: LLDikti Wilayah XIV: Kualitas dosen PTS di Papua meningkat pesat
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































