Jakarta (ANTARA) - Universitas Nasional (Unas) menegaskan komitmennya sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai kebhinnekaan dan menolak segala bentuk tindakan rasisme di lingkungan akademik.
"Rektor Unas El Amry Bermawi Putera menyampaikan setiap mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban untuk menjaga sikap toleransi dalam kehidupan kampus. Tidak ada ruang bagi ujaran kebencian, diskriminasi, atau tindakan yang merendahkan kelompok tertentu. Unas terus berupaya menciptakan suasana akademik yang aman, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh warganya," kata Juru Bicara Unas Selamat Ginting melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Selamat menegaskan pihaknya memandang perbedaan sebagai kekayaan yang harus dihormati, bukan dijadikan alasan untuk memecah persatuan, di mana sikap saling menghargai dan menghormati menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas civitas akademika.
Ia menyebut pihaknya membuka kesempatan bagi siapa pun untuk menempuh pendidikan tanpa memandang suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).
"Prinsip kesetaraan menjadi dasar dalam penerimaan mahasiswa dan seluruh proses akademik. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Unas bertekad melahirkan generasi yang berpikir terbuka dan menghargai keberagaman," ujarnya.
Dalam upaya tersebut, ungkap Selamat, Unas mengadakan diskusi dengan menghadirkan perwakilan Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (Imapa) se-Jadetabek serta Papua Connect (Pace) pada Kamis (6/11).
"Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan Unas secara konsisten dan berkesinambungan dimulai dari kegiatan PLBA (Pengenalan Lingkungan Budaya Akademik), perkuliahan multikulturalisme, diskusi interaktif lintas budaya. Tujuannya memahami pentingnya hidup berdampingan dalam perbedaan untuk mencegah kesalahpahaman serta memperkuat rasa kebersamaan sejak awal mahasiswa bergabung di lingkungan kampus," ucap Selamat Ginting.
Menanggapi hal tersebut, Ketua IMAPA Se-Jadetabek Semifon Arikson Kambue menyampaikan apresiasi kepada pihak Unas yang telah memfasilitasi penyelesaian permasalahan dengan baik.
Selanjutnya, Sekretaris Jenderal Papua Connect Cang Waincang mengimbau kepada mahasiswa Papua di Jakarta untuk senantiasa menunjukkan semangat persaudaraan satu Indonesia.
Diketahui, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa perguruan tinggi harus bisa menjadi ruang aman untuk semua orang.
Pemerintah telah membentuk satuan tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT).
"Mekanisme pelaporan kasus kekerasan dapat dilakukan oleh korban maupun saksi, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui kanal pelaporan kampus masing-masing atau ke Inspektorat Jenderal Kemdiktisaintek," ucap Brian Yuliarto.
Baca juga: UT perkuat kapasitas pemuda hadapi tantangan global melalui AFSL 2025
Baca juga: Tim ULM temukan pohon langka "saninten" di lembah bukit Manjai
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































