UNAND teliti pergerakan siklon tropis tak wajar yang sebabkan bencana

3 hours ago 1

Kota Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (UNAND) melakukan penelitian khusus terkait pergerakan siklon tropis tidak wajar yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Barat.

"Kami bersama mahasiswa saat ini sedang melakukan penelitian khusus mengenai siklon ini bekerja sama dengan peneliti dari Polandia, Brunei Darussalam, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai penyedia data," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAND Prof Marzuki di Padang, Senin.

Prof Marzuki mengatakan secara teori siklon sangat jarang terjadi di daerah khatulistiwa termasuk Sumbar dan Sumatera Utara. Sebab, beberapa syarat pembentukan siklon tidak terpenuhi, salah satunya gaya coriolis atau gaya yang timbul akibat rotasi bumi.

Semakin jauh dari khatulistiwa, jelas dia, maka gaya coriolis akan semakin besar. Sementara gaya coriolis di garis khatulistiwa itu adalah nol dan hal itu menyebabkan siklon serta fenomena rotasi fluida lainnya sangat jarang terbentuk di sekitar Sumbar

"Namun, fenomena yang terjadi saat ini sedikit berbeda. Siklon terjadi pada lautan yang sempit yaitu Selat Malaka. Biasanya, siklon tropis terbentuk pada lautan yang luas seperti samudera bukan di selat," jelas dia.

Baca juga: BMKG deteksi potensi cuaca ekstrem picu bencana susulan di Aceh-Sumbar

Selain itu, ia menjelaskan bahwa siklon terjadi dalam lintang kurang dari lima derajat. Biasanya siklon terbentuk pada lintang di atas lima derajat di mana gaya coriolis sudah cukup kuat.

Perbedaan lain yang terjadi, lanjut dia, siklon bergerak mendekati khatulistiwa di mana pada kebanyakan siklon tropis seharusnya pergerakan akan menjauh dari khatulistiwa.

Ia menyampaikan pergerakan siklon yang tidak mengikuti pola normalnya membuat pergerakannya lebih lemah dibandingkan siklon besar seperti yang terjadi di Filipina. Namun, dampaknya justru terasa besar di Sumatera.

Lebih lanjut berdasarkan kondisi yang terjadi, siklon malah bergerak mendekati khatulistiwa sehingga amunisinya berkurang dan pergerakannya melambat atau bahkan hampir tidak bergerak. Hal itulah yang menyebabkan hujan turun terus menerus selama beberapa hari di tempat yang sama.

"Jadi salah satu pertanyaan besar kami adalah kenapa siklon bergerak mendekati khatulistiwa, padahal itu bertentangan dengan sifat alaminya. Penelitian ini diharapkan memberi insight baru bagi dunia atmosfer dan klimatologi," kata dia.

Baca juga: BMKG ingatkan waspada dampak Siklon Senyar dan Siklon Koto di Kepri
Baca juga: BMKG: Siklon Tropis Senyar tergolong tidak umum di Selat Malaka

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |