UN Women dan LinkedIn luncurkan program bantu perempuan di dunia kerja

2 weeks ago 3

Jakarta (ANTARA) - Masih dalam memperingati momen Hari Kartini pada 21 April, Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, UN Women berkolaborasi dengan LinkedIn meluncurkan program “Link Women” di Indonesia.

Inisiatif ini merupakan bagian dari kemitraan regional antara LinkedIn dan UN Women, yang sebelumnya telah sukses dilaksanakan di India. Link Women bertujuan meningkatkan keterampilan perempuan di Indonesia dan menjembatani kesenjangan gender di dunia kerja.

“Seiring dengan pesatnya transformasi AI dalam dunia kerja dan relevansinya terhadap berbagai bidang pekerjaan di masa depan, LinkedIn memiliki peluang untuk membantu perempuan agar dapat lebih siap menghadapi dunia kerja dan berwirausaha di era ekonomi digital,” kata Head of New Business LinkedIn Indonesia Lanny Wijaya melalui rilis pers, Kamis.

Baca juga: LinkedIn rilis fitur baru didukung AI bantu pengguna temukan pekerjaan

Program ini akan membekali para perempuan Indonesia dengan keterampilan di bidang digital, soft skill yang banyak dibutuhkan, jaringan di dunia profesional, serta peluang kerja yang lebih baik di era Artificial Intelligence (AI).

Program yang untuk pertama kalinya diluncurkan di Indonesia ini akan menjangkau 2.000 perempuan, baik itu angkatan kerja baru maupun yang kembali ke dunia kerja, dengan menyediakan beberapa keuntungan, salah satunya peningkatan akses terhadap kesempatan kerja melalui pelatihan kerja dan jaringan profesional.

Selain itu, peningkatan keterampilan digital juga menjadi tujuan, khususnya dalam literasi AI dan keterampilan pemasaran digital.

Data Linkedln menunjukkan bahwa literasi AI merupakan salah satu keterampilan yang paling cepat berkembang di tahun 2025, baik secara global maupun di Asia.

Baca juga: LinkedIn rilis 15 perusahaan dengan pengembangan karier terbaik

Pertukaran informasi ke sesama peserta, saling berbagi keterampilan, kesempatan mendapatkan bimbingan dalam pengembangan karier, pelatihan kepemimpinan, dan sosialisasi mengenai kesetaraan gender juga menjadi tujuan program tersebut.

Kegiatan berbasis komunitas ini nantinya mencakup roadshow kampus yang akan diselenggarakan di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Selain itu, program ini juga menyediakan platform pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan secara daring dan pelatihan memanfaatkan platform LinkedIn untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.

“Kami percaya, di tengah besarnya pengaruh teknologi digital terhadap dunia kerja saat ini dan di masa depan, meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ketenagakerjaan berarti memastikan pemberdayaan perempuan dengan literasi teknologi dan soft skill, seperti kepemimpinan yang adaptif, sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja,” ujar UN Women Indonesia Representative and Liaison to ASEAN Ulziisuren Jamsran.

Baca juga: UN Women sebut penyalahgunaan AI berisiko timbulkan kesenjangan gender

Melalui Link Women, LinkedIn akan memaksimalkan keunggulan platform, keahlian terdepan di industri, dan basis data penuh insight dari 1,1 miliar profesional dan hampir 70 juta perusahaan untuk mendukung perempuan Indonesia dalam membangun citra personal mereka, menampilkan keterampilan, memperluas jaringan, dan meningkatkan kemampuan kerja.

Lebih lanjut, UN Women juga akan menghubungkan para pencari kerja perempuan dengan jaringan perusahaan dan asosiasi bisnis UN Women Indonesia yang berkomitmen pada Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs) untuk memfasilitasi kesempatan belajar yang setara bagi siapa saja.

Hingga saat ini, Indonesia masih terus menghadapi tantangan dalam mencapai kesetaraan gender di dunia kerja. Pada 2024, jumlah perempuan yang masuk ke dalam angkatan kerja hanya mencapai 56,4 persen, jauh lebih rendah dibanding laki-laki yang mencapai 84,7 persen.

Baca juga: UN Women: Penegakan hukum yang kuat kunci cegah dan tangani kekerasan

Keterbatasan akses terhadap pengembangan keterampilan, teknologi, dan jaringan profesional menjadi tantangan yang sering dihadapi perempuan di Indonesia.

Diskriminasi dan norma-norma sosial seperti peran pengasuhan dan perawatan yang masih dibebankan kepada perempuan sering kali menghambat mereka untuk memasuki lapangan kerja formal.

Kondisi ini juga mempersulit perempuan yang mengambil jeda karier karena menikah dan melahirkan.

Menurut Australia-Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), sebanyak 1,7 juta perempuan berusia 20-24 tahun telah keluar dari pekerjaannya karena mengalami transisi kehidupan tersebut.

Menjawab tantangan tersebut, inisiatif Link Women menawarkan solusi bagi perempuan Indonesia untuk memperkuat daya saing di dunia kerja.

Baca juga: UN Women: Sektor swasta berpotensi majukan kesetaraan jender Indonesia

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |