Tools for Humanity hadirkan teknologi pembeda manusia dengan AI

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Tools for Humanity meluncurkan teknologi bernama Proof of Human, sebuah teknologi dengan sistem yang dapat memverifikasi dan membedakan manusia asli dengan identitas artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) tanpa menggunakan identitas privasi, pada platform World buatan mereka.

World merupakan platform open source dari Tools for Humanity, perusahaan teknologi yang didirikan pada awalnya oleh Sam Altman, Alex Blania dan Max Novendstern. World bertujuan menjadi layanan keuangan publik dan sistem keamanan identitas yang dapat diakses oleh semua orang.

"World ini adalah sebuah sistem yang bisa memastikan kita semua manusia, bisa membuktikan kalau diri kita itu memang manusia. Di website, di aplikasi, di dunia online, tanpa kita harus membagikan data pribadi kita," ujar General Manager Tools for Humanity Indonesia Wafa Taftazani di Jakarta, Selasa.

Baca juga: TFH kenalkan sistem verifikasi identitas Orb, bisa cegah penipuan AI

World menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia untuk bisa membedakan mana manusia asli dan identitas AI, secara aman, anonim dan tepercaya.

Sebab World tidak meminta dan menyimpan data pribadi penggunanya. Proses verifikasi dari World tidak memerlukan nama, alamat, NIK, tanggal lahir serta data pribadi lainnya, sehingga menjadi terobosan dalam keamanan digital untuk menjaga privasi seseorang.

"Menurut kami ke depannya harusnya di dunia online yang aman dan private. Orang tidak perlu lagi meng-upload atau memberikan data pribadinya ke pihak lain. Cukup dengan menggunakan World ID sudah bisa membuktikan kalau ini memang manusia asli, bukan bot atau bukan AI. Kira-kira itulah sistem yang kami buat," ucap Wafa.

Baca juga: TFH: Kebijakan, tata kelola yang sehat diperlukan dalam penggunaan AI

Proses verifikasi untuk mengenali manusia asli dilakukan dengan menggunakan alat Orb, perangkat keras berbentuk bulat yang memanfaatkan neural network AI untuk memverifikasi identitas manusia melalui iris mata manusia dan dikonversi menjadi kode unik.

Solusi ini dapat melindungi masyarakat dari tindakan pencurian data pribadi, penipuan deepfake, serta ancaman digital lainnya.

Saat ini, World sudah hadir di lebih dari 20 negara. Di Asia, Indonesia menjadi negara selanjutnya setelah diluncurkan di Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura dan Filipina.

Baca juga: Daftar negara yang larang DeepSeek AI cegah kebocoran data

Baca juga: Bagaimana seharusnya merespons era antiklimaks giant tech Amerika?

Pewarta: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |