Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan setempat mengimbau para peternak babi menjalankan biosekuriti kandang untuk mencegah penularan penyakit African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi di daerah tersebut.
"Lakukan biosekuriti kandang dengan penyemprotan desinfektan sehingga virus tidak mudah menyerang ternak babi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende Gadir H Ibrahim ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa.
Ia menambahkan hal penting lainnya yang harus dilakukan para peternak adalah menjaga sanitasi kandang dan selalu menjaga kebersihan kandang ternak babi.
Baca juga: Indonesia bentuk Satgas Penyakit Demam Babi Afrika
"Kami juga sarankan untuk sementara jangan konsumsi daging dari daerah luar, seperti daerah tetangga, baik dalam bentuk segar maupun olahan," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan hingga saat ini Kabupaten Ende bebas dari penularan ASF.
Namun demikian, lanjutnya, terdapat sejumlah kematian ternak babi secara mendadak yang dilaporkan peternak sehingga Dinas Peternakan dan Peternakan Kabupaten Ende telah mengirimkan beberapa sampel darah ternak babi itu ke Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.
Baca juga: Pemkab: Tak ada lagi kasus kematian babi karena ASF di Nagekeo NTT
"Kemarin ada laporan dokter bahwa setelah diberi suntikan dan obat kepada ternak babi yang sakit itu kembali sehat, tapi tetap saya perintahkan untuk tetap segera mengirimkan sampel darahnya untuk dicek," katanya.
Pengecekan sampel sangat penting dilakukan, kata dia, untuk memastikan apakah ternak babi terpapar ASF atau tidak, sehingga dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat, sekaligus sebagai acuan dalam mengambil langkah penanganan oleh pemerintah daerah.
"Tahun 2024 lalu kami kirimkan sampel ke Denpasar tidak terkonfirmasi ASF, sampelnya juga kami cocokkan antara yang kami kirimkan ke laboratorium di Sikka dan Denpasar hasilnya negatif," katanya.
Baca juga: Pemkab Nagekeo larang ternak babi masuk dari wilayah tertular ASF
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025