Jakarta (ANTARA) - Penasihat Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu mengatakan tim negosiasi tarif dagang AS berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan tarif resiprokal di bawah 32 persen.
“Kita tentunya harus semaksimal mungkin menurunkan dari 32 persen, kalau kita lihat yang didapat Inggris 10 persen, kalau bisa dapat 10 persen jauh lebih baik,” ujar Mari dalam wawancara singkat di Jakarta, Kamis.
Mari menjelaskan bahwa tarif resiprokal itu sebenarnya 22 persen, di mana yang 10 persen merupakan tarif universal untuk semua pihak, dan 22 persen itu diskon 50 persen dari hitungan AS untuk tarif resiprokal.
“Tapi apakah kita akan dikasih nol, atau hanya resiprokal tarifnya, atau bagian dari resiprokal tarifnya. Ini yang menjadi bahan negosiasi dan request and offer yang sedang berjalan saat ini,” tambah menteri perdagangan RI periode 2004-2011 itu.
Baca juga: Jepang bungkam soal ancaman tarif Trump, fokus pada negosiasi dagang
Dia juga berharap agar setidaknya tarif resiprokal untuk Indonesia di bawah 20 persen—mengacu pada Vietnam yang dikenakan tarif 20 persen—menekankan bahwa semuanya masih dalam proses negosiasi.
Mari juga berpendapat bahwa masih ada beberapa hal yang masih perlu diselesaikan dalam negosiasi tarif antara AS dengan China, Vietnam, dan Inggris, menambahkan ada kemungkinan akan tetap ada negosiasi atau dialog yang sedang berlangsung setelah tenggat waktu 9 Juli nanti.
Pada 2 April, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.
Trump, pada 2 Juli menegaskan bahwa tidak akan mempertimbangkan penundaan tenggat waktu waktu 9 Juli untuk pemberlakuan kembali tarif impor.
Baca juga: Kemenperin waspadai lonjakan impor baja hingga TPT akibat perang tarif
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.