Jakarta (ANTARA) - Menteri Usaha Mikro, Kecil, Menengah Maman Abdurrahman mengusulkan agar perbankan yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) membentuk tim pendamping bagi para pelaku UMKM guna menekan angka non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah.
Dalam acara penandatangan perjanjian kerja sama pembiayaan KUR di Jakarta, Jumat, Maman mengatakan bank-bank penyalur KUR bisa mencontoh keberhasilan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang berhasil menjaga angka NPL di bawah 1 persen.
"PNM itu NPL-nya itu di bawah 1 persen. Nah kami cek, kami tanya, kok bisa NPL di bawah 1 persen? Jawabannya salah satunya karena PNM mengeluarkan salah satu alokasi cost operasional korporasinya untuk diinvestasikan, dikeluarkan untuk pembentukan tim pendamping," ucapnya.
Ia pun meminta kepada 46 bank penyalur KUR untuk mencontoh langkah PNM dengan mengalokasikan sebagian kecil keuntungan mereka untuk biaya operasional pendampingan UMKM.
“Kalian (perbankan) kan pasti akan ada margin keuntungan dalam proses industri keuangan ini. Kenapa tidak dialokasikan sedikit, 1 persen atau 1,5 persen itu untuk ongkos operasional pendampingan,” ujarnya.
Maman menilai bahwa kehadiran tim pendamping efektif dalam memberikan bimbingan kepada nasabah, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan manajemen usaha. Dengan pendampingan yang tepat, diharapkan UMKM penerima KUR dapat terhindar dari gagal bayar.
Ia menyadari bahwa tingkat NPL dalam penyaluran kredit kepada UMKM cenderung lebih tinggi dan angka 4 persen menurutnya masih dapat ditoleransi. Namun, ia menyebut upaya untuk menekan angka tersebut tetap diperlukan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL sektor UMKM mencapai 4,03 persen pada Januari 2025. Angka tersebut lebih rendah dari Januari 2024 yang sebesar 4,05 persen.
Adapun NPL sektor UMKM sempat berada di atas 4 persen selama beberapa bulan tahun 2024. Angka tertinggi NPL UMKM terjadi pada Mei 2024 yang mencapai 4,27 persen.
Baca juga: Menteri Maman: Presiden ingin agar penyaluran KUR tetap berkualitas
Baca juga: Penyaluran KUR BRI pada triwulan I 2025 capai Rp42,23 triliun
Baca juga: Mencermati penghapusbukuan kredit macet UMKM
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025