Surplus gaungkan keselamatan lingkungan dari kurangi overstock 

2 months ago 7

Jakarta (ANTARA) - Aplikasi karya anak bangsa Surplus menggaungkan isu keselamatan lingkungan dengan memanfaatkan kembali produk berlebih (overstock) dari pelaku usaha yang bisa dijual kembali untuk mengurangi limbah produksi.

"Tujuannya nggak pengen ada food waste dan kesulitan akses pangan sehingga Indonesia nggak jadi negara penyumbang sampah makanan, dan ingin memberi dampak bagi anak muda," kata CEO Surplus Indonesia Agung Saputra dalam konferensi pers Surplus Clearance Sale Apps di Jakarta, Jumat.

Agung mengatakan Surplus mewadahi pelaku usaha atau UMKM dari sektor makanan, kecantikan, elektronik, fashion dan kriya untuk bisa menjual kembali produk yang tidak layak display karena cacat produksi atau produk yang berlebih pada restoran atau kafe namun dengan kualitas yang masih baik.

Baca juga: Inovasi jitu pemuda atasi "food loss" melalui aplikasi

Nantinya produk overstock ini akan di upload melalui aplikasi Surplus oleh para pelaku usaha dan akan dijual kembali dengan metode flash sale dengan tenggat waktu tertentu untuk produk makanan dan waktu tak berbatas untuk produk kriya atau fashion dan dengan harga yang lebih terjangkau.

Agung menjamin produk makanan yang dijual kembali melalui aplikasi Surplus masih terjaga kelayakannya, dan sistem dalam aplikasi juga akan mengurasi jika makanan sudah melewati batas kedaluwarsa maka tidak bisa dipilih oleh pengguna.

"Yang bertanggung jawab dalam memastikan bahwa produk tersebut bukan yang tidak layak konsumsi adalah pelaku usaha, nanti di aplikasi surplus, customer akan menilai dari informasi yang terlihat seperti tanggal kedaluwarsa, lalu ada countdown-nya juga di aplikasi Surplus, sehingga jika menunya belum terjual, tetapi sudah melewati tanggal expired, maka menunya akan off," jelas Agung.

Baca juga: KLH ingatkan masyarakat habiskan makanan guna kurangi "food waste"

Surplus juga mengurasi produk fashion dan kriya yang akan dijual kembali dengan syarat tidak ada cacat fisik produk yang sangat terlihat seperti baju bolong atau noda pada produk yang terlihat jelas. Hal ini untuk mendapatkan kepercayaan konsumen dan menjamin bahwa produk yang dijual kembali masih layak untuk digunakan.

Agung juga bersyukur dengan arus informasi yang luas meningkatkan kesadaran dari generasi muda yang semakin ingin terlibat dalam pelestarian lingkungan yang membuat aplikasinya semakin dipercaya sebagai wadah untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan.

"Karena branding kita yang tidak memakai kata-kata yang sentimennya negatif, seperti sisa, ataupun bekas tapi kita memakai kata-kata seperti overstock, berlebih. Kenapa? Karena membuat mereka merasa jadi habit nantinya, jadi lifestyle. Para pemuda-pemudi di luar sana itu mereka dengan melakukan donasi, menyelamatkan makanan, itu dianggap keren," katanya.

Baca juga: Kemenhut: Kearifan lokal bisa ditiru untuk kurangi sampah sisa makanan

Agung mengatakan Surplus telah mendukung komitmen dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia dalam hal mengurangi pemborosan pangan dan pencegahan sampah secara general, serta menciptakan peluang ekonomi baru dan mendorong gaya hidup konsumsi yang lebih bijak.

Surplus Clearance Sale Apps juga bisa digunakan oleh pengguna pribadi yang ingin mendonasikan barang miliknya melalui fitur forum tanpa dikenakan biaya platform.

Baca juga: Mengatasi pemborosan pangan di meja makan

Baca juga: Berapa banyak makanan yang terbuang sia-sia?

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |