Siemens Healthineers berupaya perluas akses MRI lewat Magnetom Flow

3 weeks ago 17

Jakarta (ANTARA) - Siemens Healthineers berupaya memperluas akses Nagnetic Resonance Imaging (MRI) di Indonesia melalui peluncuran sebuah terobosan baru yang diberi nama Magnetom Flow.

“Bagi rumah sakit, hal ini memberikan keuntungan seperti adanya penekanan biaya, menghindari downtime, serta mampu melayani lebih banyak pasien secara efisien,” kata President Director Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Alfred mengatakan bahwa saat ini telah terjadi kelangkaan helium dan biaya operasional semakin meningkat. Kedua masalah ini menjadi tantangan pengoperasian MRI di seluruh dunia.

Baca juga: Siemens Healthineers hadirkan teknologi dukung wisata medis di Bali

Platform yang diluncurkan diharapkan dapat mengatasi tantangan itu karena didesain bebas helium 1.5T dengan teknologi DryCool, yang meminimalisasi penggunaan helium hingga hanya 0,7 liter.

Sistemnya dirancang agar pengguna tidak perlu melakukan pengisian ulang maupun quench pipe, yakni pipa yang dipasang pada sistem MRI untuk membuang gas helium cair mendidih secara mendadak.

Miniatur Magnetom Flow yang ditampilkan oleh Siemens Healthineers dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/8/2025). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Baca juga: Siemens Healthineers rilis sistem pemeriksaan jantung berbasis AI

Inovasi itu juga diharapkan dapat memastikan penyedia layanan kesehatan dapat memperluas akses pasien terhadap pencitraan berkualitas, menekan risiko operasional, serta mempersiapkan layanan pencitraan mereka agar tetap relevan dan tangguh di tengah kebutuhan yang semakin meningkat.

Radiolog dari Rumah Sakit EMC Tangerang dr. Yonathan William, Sp. Rad membenarkan bahwa sistem MRI di Indonesia masih mengalami kerentanan karena bergantung pada pengisian ulang helium.

Permintaan pemeriksaan menggunakan MRI di Indonesia juga terus meningkat. Namun, tantangan pasokan secara global membuat kondisi ini tidak hanya mahal, tetapi juga tidak dapat diprediksi secara operasional.

Baca juga: Siemens Healthineers jalin kolaborasi tingkatkan layanan kesehatan

“Dengan hadirnya platform yang bebas helium, hambatan terbesar dalam kepemilikan MRI berkelanjutan di Tanah Air dapat langsung diatasi,” ujar dia.

Sementara itu Dokter Spesialis Syaraf dari Rumah Sakit Pelni dr. Fritz Sumantri Usman, Sp. N, Subsp. NIIOO(K), FINS, FINA menambahkan bahwa tantangan yang lebih besar bagi Indonesia adalah memperluas kapasitas dan keahlian dalam bidang MRI.

Fritz menyatakan pengembangan sistem MRI harus ditopang dengan teknologi, radiolog dan teknisi yang terampil agar hasil diagnostic dari alat tersebut jadi akurat.

“MRI ini istimewa bukan hanya karena kemampuan pencitraannya yang canggih, tetapi juga karena kemudahan penggunanya, yang memungkinkan para profesional mengoptimalkan alur kerja dan memberikan hasil yang lebih tepat serta lebih cepat,” ujar dia.

Baca juga: Menkes harap perusahaan teknologi buka pusat riset kesehatan

Baca juga: Siemens Healthineers akan perluas litbang produksi di Shenzhen China

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |