Washington (ANTARA) - Frekuensi penerbangan di 40 bandara Amerika Serikat akan dikurangi sebesar 10 persen mulai Jumat akibat dihentikannya kegiatan pemerintah federal (shutdown) yang saat ini memasuki hari ke-36.
"Akan ada pengurangan kapasitas sebesar 10 persen di 40 lokasi kami," kata Menteri Perhubungan AS Sean Duffy dalam konferensi pers (konpers) di Louisville, Kentucky, pada Rabu (5/11).
"Langkah ini tidak didasarkan pada jumlah penerbangan dari tiap lokasi, tetapi pada titik tekanan dan cara kami menguranginya," kata dia.
Pada konpers yang sama, Kepala Badan Penerbangan Federal (FAA) Bryan Bedford mengatakan pihaknya memutuskan pengurangan penerbangan terjadwal sebesar 10 persen untuk mengurangi beban kerja pengatur lalu lintas udara.
Dia mengatakan jika situasi kekurangan staf operasional terus terjadi di bandara tertentu hingga mencapai level yang berbahaya, maka tindakan lebih lanjut akan diterapkan kebijakan pengurangan akan diterapkan di bandara tersebut.
Pada Selasa, Duffy memperingatkan bahwa shutdown telah meningkatkan risiko perjalanan udara. Pembatalan penerbangan, dan bahkan kemungkinan penutupan wilayah udara, bisa terjadi jika pengatur lalu lintas udara tidak menerima gaji lagi pada pekan depan.
Data dari situs web pelacakan penerbangan FlightAware menunjukkan bahwa ribuan penerbangan di seluruh AS mengalami penundaan setiap hari.
Shutdown kali ini telah memasuki hari ke-36, melampaui rekor sebelumnya (35 hari) pada 2018-2019, yang menjadikannya sebagai shutdown pemerintah paling lama dalam sejarah AS.
Kegagalan Kongres AS mengesahkan rancangan anggaran telah membuat pemerintah federal lumpuh karena tidak memiliki dana untuk menjalankan kegiatan rutin mereka.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS catatkan shutdown pemerintah terpanjang dalam sejarahnya
Baca juga: Kelompok manufaktur AS serukan diakhirinya "shutdown" pemerintahan
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































