Sering buang air kecil hingga leher hitam jadi tanda diabetes anak

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Dicky Tahapary mengemukakan sejumlah tanda atau gejala diabetes yang dialami pada anak salah satunya sering buang air kecil lantaran menandakan gula darahnya tinggi.

“Jadi kalau anak-anak apa, biasanya udah gede waktunya kok masih sering ngompol misalkan atau malam kok ngompol terus, itu salah satu gejalanya,” kata dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis.

Dokter yang juga menjabat Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular and Aging (MVA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI-FKUI) itu mengatakan perubahan fisik anak, terutama pada area leher atau tengkuk belakang juga bisa menjadi tanda diabetes.

Menurut dia, warna kulit yang menggelap di bagian tersebut bisa menandakan resistensi insulin, di mana kondisi awal sebelum munculnya diabetes. Resistensi insulin adalah hormon pengatur metabolisme dalam tubuh, yang tidak sanggup lagi menahan asupan gula dalam tubuh.

Baca juga: Dokter tekankan peran penting keluarga dalam mencegah obesitas

“Kalau resistensi insulin itu biasanya waktu remaja nanti mulai kelihatan. Kalau anak-anak biasanya suka agak kelihatan di leher atau tengkuk sudah agak kehitaman di bagian belakang,” tutur dia.

Tanda diabetes pada anak yang perlu diwaspadai, lanjut Dicky, ketika pertumbuhannya mulai menurun, di mana dari awalnya tumbuh dengan baik, namun kemudian berat badannya terus menurun.

Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) itu juga mengatakan diabetes pada anak juga bisa dipicu dari obesitas.

“Kalau zaman dulu sebagian besar karena atau genetik atau diabetes tipe 1. Cuma sekarang dengan makin banyaknya obesitas pada anak-anak itu diabetes tipe 2 juga naik,” ujar dia.

Dokter Dicky mengingatkan bahwa pentingnya orang tua memantau kurva pertumbuhan anak sebagai langkah awal mendeteksi potensi diabetes.

“Bisa dicatatkan kalau punya anak berarti harus rajin dimasukkan ke kurva pertumbuhan, berat badannya seusai usia atau tidak,” katanya.

Baca juga: Rekomendasi latihan untuk turunkan berat badan bagi penderita diabetes

Baca juga: Dokter: Cek sela jari kaki antisipasi luka bagi penderita diabetes

Baca juga: Diabetes jadi penyebab perlemakan hati pemicu kanker hati

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |