Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan Sentra Fauna Jakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, bukan hanya sekadar pasar hewan, tetapi juga menjadi pusat edukasi fauna dan UMKM modern.
“Sentra Fauna Jakarta akan dirancang sebagai ruang edukasi bagi pengunjung, terutama anak-anak, untuk belajar mengenai satwa, cara merawatnya dengan baik serta pentingnya kesejahteraan hewan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo di Jakarta, Kamis.
Desain tersebut merupakan wujud komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM di sektor fauna sekaligus menyediakan fasilitas publik yang humanis dan edukatif.
Menurut dia, lokasi di Lenteng Agung dipilih karena tersedia lahan kosong milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang strategis, dekat dengan stasiun KRL Lenteng Agung dan jalan tol.
Di sana juga tersedia berbagai trayek angkutan umum sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi pedagang maupun masyarakat karena mudah diakses.
Baca juga: Pramono pastikan lokasi baru Pasar Burung Barito lebih strategis
Baca juga: Pedagang Barito dipastikan tempati Pasar Lenteng Agung pada September
Sentra Fauna Jakarta dibangun di atas lahan seluas 7.500 meter persegi (m²). Dari total luas tersebut, sekitar 2.000 m² akan dialokasikan untuk merelokasi pedagang dari Lokasi Sementara (Loksem) JS 25, JS 26 dan JS 30.
Total terdapat 125 kios yang terbagi dalam tiga zona utama, yakni 73 kios pedagang burung, 12 kios pedagang buah dan 40 kios pedagang kuliner.
Fasilitas yang dibangun di sana meliputi kios permanen, area parkir, ruang edukasi serta sarana penunjang lain yang mendukung ekosistem bisnis higienis, ramah lingkungan dan nyaman.
Selain sebagai pasar, Sentra Fauna Jakarta juga akan difungsikan sebagai ruang publik yang higienis dan ramah keluarga sehingga dapat menjadi daya tarik baru yang mampu mendatangkan pelanggan lebih banyak daripada di Barito.
"Pembangunan kios saat ini sudah mencapai 60 persen, akan selesai dan siap digunakan pada akhir September 2025," kata Elisabeth.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.