Sejarah penamaan 12 bulan kalender Masehi dan maknanya

2 weeks ago 18

Jakarta (ANTARA) - Penanggalan Masehi yang digunakan secara luas di seluruh dunia saat ini memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan budaya, mitologi, dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Romawi.

Nama-nama bulan dalam kalender Masehi bukan sekadar sebutan biasa, melainkan berasal dari sistem kalender Romawi kuno yang mengalami evolusi sejak era Julius Caesar hingga Paus Gregorius XIII.

Sebelum dikenal sebagai kalender Gregorian yang kini menjadi sistem penanggalan internasional, kalender ini mengalami berbagai pembaruan sejak diperkenalkannya kalender Julian pada tahun 45 SM.

Kalender Julian disusun berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari (solar calendar), dan menetapkan 12 bulan dalam satu tahun. Berikut asal-usul penamaan masing-masing bulan dalam kalender Masehi:

1. Januari
Nama Januari berasal dari dewa Janus dalam mitologi Romawi, yakni dewa yang memiliki dua wajah yang melambangkan masa lalu dan masa depan. Bulan ini menjadi simbol dari waktu transisi, sejalan dengan pergantian tahun.

Baca juga: Makna dan asal usul nama-nama Bulan Hijriah dalam kalender Islam

2. Februari
Februari diambil dari kata Latin februa yang berarti penyucian. Nama ini merujuk pada upacara Februalia, yakni festival pemurnian dan penebusan dosa yang diadakan masyarakat Romawi setiap pertengahan Februari.

3. Maret
Penamaan bulan Maret berasal dari dewa perang Romawi, Mars. Pada masa Romawi kuno, Maret merupakan awal tahun baru dan waktu yang dianggap tepat untuk memulai kampanye militer setelah berakhirnya musim dingin.

4. April
April berasal dari kata Latin aperio yang berarti “membuka”. Nama ini merujuk pada musim semi, di mana bunga-bunga mulai bermekaran dan alam kembali hidup setelah musim dingin.

5. Mei
Nama bulan Mei diambil dari Dewi Maia, dewi pertumbuhan tanaman dan bumi dalam mitologi Romawi. Dalam budaya Yunani, Maia juga berarti "ibu", yang mengandung makna kesuburan dan kehidupan.

6. Juni
Juni dinamai dari Dewi Juno, istri dari Dewa Jupiter yang juga pelindung kaum perempuan dan pernikahan. Dalam beberapa literatur, Juni juga dikaitkan dengan kata Latin juvenus yang berarti “anak muda”.

7. Juli
Awalnya dikenal dengan nama Quintilis yang berarti bulan kelima, bulan ini kemudian diubah menjadi Juli untuk menghormati Julius Caesar setelah kematiannya pada tahun 44 SM. Julius Caesar merupakan tokoh penting yang mereformasi kalender Romawi menjadi kalender Julian.

Baca juga: Amalan Jumat di akhir Bulan Rajab 1446 H untuk raih keberkahan

8. Agustus
Bulan Agustus sebelumnya bernama Sextilis yang berarti bulan keenam. Nama ini kemudian diubah menjadi Augustus untuk menghormati Kaisar Augustus, penguasa pertama Kekaisaran Romawi. Kata augustus sendiri berarti agung atau mulia.

9. September
Nama September berasal dari kata Latin septem, yang berarti tujuh. Hal ini karena dalam kalender Romawi awal, September merupakan bulan ketujuh.

10. Oktober
Oktober berasal dari kata octo yang berarti delapan, karena sebelumnya merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi kuno sebelum ditambahkan Januari dan Februari di awal tahun.

11. November
Bulan ini dinamai dari kata novem, berarti sembilan. Sesuai urutan dalam kalender awal, November adalah bulan kesembilan dalam setahun.

12. Desember
Desember berasal dari kata decem, yang berarti sepuluh. Sama seperti bulan sebelumnya, Desember dulunya merupakan bulan kesepuluh sebelum reformasi kalender.

Baca juga: Kalender Hijriah 2025 dan hari-hari besar umat Islam 1446/1447 H

Perubahan kalender Julian ke Gregorian

Setelah wafatnya Julius Caesar, kalender Julian masih digunakan selama berabad-abad. Namun, sistem ini memiliki kelebihan hitungan sekitar 11 menit per tahun dalam penghitungan waktu bumi mengelilingi matahari. Akibatnya, terjadi pergeseran dalam penentuan tanggal-tanggal penting, seperti waktu ekuinoks dan perayaan Paskah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582. Pembaruan ini memperpendek tahun kabisat dari 365,25 hari menjadi 365,2425 hari, membuat kalender lebih akurat terhadap perputaran bumi dan memungkinkan koreksi waktu melalui sistem tahun kabisat modern.

Warisan sejarah dalam penanggalan modern

Meski telah melalui berbagai pembaruan, penamaan bulan dalam kalender Masehi tetap mempertahankan akar sejarahnya yang berasal dari peradaban Romawi kuno. Warisan ini menjadi bukti bahwa waktu bukan sekadar hitungan angka, melainkan bagian dari budaya, keyakinan, dan sejarah panjang umat manusia.

Baca juga: Kalender April 2025: Cek tanggal weton, hijriah, merah & cuti bersama

Baca juga: Kalender Jawa Februari 2025: Pasaran, Weton dan tanggalan Islam

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |