Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) menyediakan pelayanan fetomaternal dan rehabilitasi anak berkebutuhan khusus, langkah ini membantu anak-anak yang memiliki kekurangan bisa lebih mandiri.
"Saya kira dengan adanya dua program ini dapat membantu masyarakat Aceh, kita berharap pelayanan ini dapat dilaksanakan dengan baik," kata Plt Sekda Aceh M Nasir, di Banda Aceh, Senin.
Untuk diketahui, fetomaternal adalah sebuah subspesialisasi bidang kebidanan dan kandungan untuk mengobati ibu hamil dan janin, atau pelayanan oleh dokter pada kehamilan berisiko tinggi. Layanan ini memang sudah tersedia di RSIA, tetapi lebih dimaksimalkan lagi.
Dengan adanya layanan ini, kata dia, maka RSIA dapat mengawal masyarakat sejak proses kehamilan hingga melahirkan. Serta membantu melakukan rehabilitasi terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Baca juga: Ortu berperan penting dalam penanganan bayi berkebutuhan khusus
Baca juga: Dinsos Denpasar gelar PSG untuk para orang tua dengan anak disabilitas
Ia berharap ibu hamil mau memeriksa kehamilannya sejak dini supaya kondisi janinnya bisa dideteksi sehingga dokter dapat melakukan intervensi yang dibutuhkan.
"Saya harap ini ibu-ibu di Aceh terus memeriksa kehamilannya, kemudian bagi keluarga yang punya anak berkebutuhan khusus, sekarang sudah ada layanan rehabilitasi, segera dikonsultasikan," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, terkait kebutuhan alat USG yang dapat mendeteksi kelainan pada kehamilan, lanjut dia, bakal diupayakan mengingat alat tersebut diperlukan sebagai pelayanan dasar.
"Karena ini pelayanan dasar, Pemerintah Aceh komit untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan kepada masyarakat," kata M Nasir.
Baca juga: Askrindo gelar pelatihan bagi pendidik anak berkebutuhan khusus
Baca juga: Pemerintah Aceh beri pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di RSBM
Sementara itu, Direktur RSIA, dr Nurhikmah menyampaikan bahwa alat USG deteksi kelainan pada kehamilan di RSIA pada dasarnya sudah tersedia, hanya saja spesifikasinya masih rendah, dan dibutuhkan yang lebih bagus.
Tetapi, untuk kelengkapan atau kebutuhan rehabilitasi anak berkebutuhan khusus sudah tersedia dan memadai, kecuali ruangannya yang masih terbatas.
"Sudah lengkap alatnya dan tercukupi, tetapi paling perlu tambah area supaya lebih banyak anak yang bisa diterima," katanya.
Terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus, lanjut dia, per anak membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam setiap kali pertemuan. Mereka, juga dievaluasi secara rutin agar hasilnya benar-benar maksimal.
"Untuk pelayanan anak berkebutuhan khusus, para tenaga juga tidak sembarang, mereka telah mendapatkan pelatihan khusus, sehingga tidak salah dalam penanganannya," demikian dr Nurhikmah.
Baca juga: Dokter: Pahami ciri-ciri anak berkebutuhan khusus sejak dini
Baca juga: OTDC gelar seminar neurodevelopment, soroti anak berkebutuhan khusus
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025