Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa miskin di sebanyak 139 sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta di wilayah tersebut pada tahun ajaran baru.
Gubernur Jateng Ahmad Lutfhi, di Semarang, Senin, mengatakan pihaknya telah menjalin kemitraan dengan SMA-SMK swasta untuk membuka lebar akses pendidikan bagi siswa miskin di Jateng.
Ia menyebutkan sebanyak 139 sekolah swasta yang bermitra untuk menambah daya tampung peserta didik melalui SPMB itu, terdiri atas 56 SMA swasta dan 83 SMK swasta dengan menyediakan 5.004 kursi.
"Pendidikan ini merupakan investasi masa depan. (Kemitraan) ini merupakan yang pertama," katanya saat meluncurkan Sistem Informasi Aplikasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMAN dan SMKN tahun ajaran 2025/ 2026 dan peresmian SMAN Keberbakatan Olahraga.
Menurut dia, program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi miskin dan menggerus angka putus sekolah di Jateng.
Baca juga: Pemprov Jateng alokasi Rp8,81 triliun untuk pendidikan pada APBD 2025
"Pendidikan ini gratis bagi siswa miskin di sekolah swasta yang ditunjuk. Pemprov telah mengalokasikan Rp2 juta per siswa," kata mantan Kapolda Jateng itu.
Meskipun gratis, Pemprov Jateng tidak asal-asalan menunjuk sekolah dalam program tersebut, sebab sekolah swasta harus memenuhi sejumlah kriteria.
Kriteria itu antara lain SMA/SMK swasta harus terakreditasi minimal B, memiliki ketercukupan sarana dan prasarana pembelajaran, memiliki rasio ketercukupan guru dan tenaga kependidikan, serta kesanggupan tidak melakukan pungutan pembiayaan pendidikan bagi murid peserta program kemitraan.
"Ini yang pertama di Indonesia sekaligus menunaikan janji politik kami. Memberikan akses pendidikan bagi siswa miskin," katanya.
Secara keseluruhan, jumlah total daya tampung SPMB tahun ajaran 2025/2026 di Provinsi Jawa Tengah mencapai 230.163 siswa, atau naik sebanyak 6.393 siswa dari tahun ajaran sebelumnya.
Baca juga: Uji coba sekolah swasta gratis pada tahun ajaran baru 2025-2026
Selain dari program kemitraan, kata dia, kenaikan daya tampung itu juga diperoleh dari penambahan unit sekolah baru, ruang kelas baru, dan Sekolah Keterbakatan Olahraga.
Penambahan daya tampung tersebut sekaligus memberi kesempatan bagi lulusan SMP/sederajat dengan prioritas dari keluarga miskin dan dapat diperluas disabilitas, panti asuhan, dan anak tidak sekolah (ATS) agar mereka dapat menikmati layanan pendidikan dengan pembiayaan yang setara.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Sadimin menambahkan bahwa program kemitraan itu merupakan satu-satunya dan pertama di Indonesia dengan melibatkan 56 SMA dan 83 SMK swasta, dan anggarannya didukung oleh APBD Jateng.
"Secara teknis, pendaftaran disesuaikan dengan juknis yang ada. Masing-masing sekolah yang bermitra tadi, MoU dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Untuk masing-masing sekolah itu satu rombongan belajar atau sekitar 36 siswa," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Yudi Indras Wiendarto mengapresiasi langkah Pemprov Jateng dengan membuat terobosan menambah daya tampung melalui program kemitraan tersebut.
Baca juga: Seluruh SMA/SMK Negeri di Maluku Utara digratiskan
"Ini selaras dengan pemerintah pusat yang sedang menyiapkan sekolah rakyat. Hari ini Pemprov Jateng sudah mulai dulu. Ini bisa menjadi percontohan. Nanti tinggal diatur secara fiskal dan lain sebagainya," kata dia.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025