Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 15 investor telah menandatangani dokumen kesepakatan atau Letter of Intent (LoI) untuk melakukan kegiatan investasi ke berbagai proyek strategis di Provinsi Lampung.
“Provinsi Lampung siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas strategis daerah, seperti kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang. Sehingga dilakukan upaya menarik investor masuk ke Lampung," ujar Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan dalam Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025, telah mampu menghadirkan puluhan investor asing dan mencatat pencapaian penting dengan adanya penandatanganan 15 LoI untuk berbagai proyek strategis daerah.
"Kegiatan yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) kemarin menjadi ajang strategis untuk mempromosikan potensi investasi daerah, memperkuat hilirisasi komoditas unggulan. Sekaligus memperkenalkan Lampung sebagai magnet baru investasi nasional," katanya.
Dia menjelaskan kehadiran investor dari Jepang, Belgia, Filipina, Malaysia hingga Tiongkok menjadi bukti meningkatnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap potensi ekonomi Lampung.
"Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483,8 triliun di 2024, telah menempatkan Lampung pada posisi keempat tertinggi di Sumatera. Serta telah membuka peluang besar bagi investasi di sektor pangan, energi baru terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan," ujar dia lagi.
Ia mengatakan arah pembangunan ekonomi Lampung kini fokus pada peningkatan nilai tambah melalui penguatan industri pengolahan di daerah. Kebijakan hilirisasi menjadi langkah utama agar Lampung tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga pusat produksi bernilai tinggi.
"LEIF 2025 turut menghadirkan pameran proyek-proyek investasi daerah dan sesi one on one pertemuan antara calon investor dengan pemilik proyek. Forum ini menjadi ruang interaktif membahas peluang kerja sama, skema pembiayaan, serta model investasi di sektor prioritas," katanya pula.
Dalam forum tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung menawarkan 11 proyek unggulan dengan nilai investasi total lebih dari Rp22 triliun. Proyek-proyek itu, antara lain Bakauheni Harbour City dengan nilai investasi Rp4,5 triliun, Way Kanan Industrial Park Rp3,5 triliun, Perluasan Pelabuhan Sebalang Rp3 triliun, dan Floating Solar Power Plant Rp2,1 triliun.
Proyek lainnya meliputi Kemiling Agripark Development Plan dengan nilai investasi Rp1,2 triliun, Kawasan Kota Baru Rp1,7 triliun, Terminal Subing Betan dan Double Track Railway Rp2,4 triliun, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Tiga Rp1,8 triliun, serta beberapa proyek wisata dan energi lainnya.
Terinci investor yang menandatangani dokumen kesepakatan investasi di Provinsi Lampung, meliputi untuk investasi Terminal Betan Subing akan dilakukan oleh perusahaan Nippon KOEI, PT Kobelco Trading Indonesia, Kedutaan Besar Belgia, dan PT Mitsui Indonesia.
Jalur Kereta Api Ganda oleh Nippon KOEI, PT Kobelco Perdagangan Indonesia, Kedutaan Besar Belgia, dan PT Mitsui Indonesia. Kemudian Kota Pelabuhan Bakauheni adalah N Mark Castro Filipina, dan Pelabuhan Sebalang melanjutkan PT Bukit Kiara Lestari.
Lalu proyek investasi Agripark Kemiling akan dilakukan oleh Azwan Omar Malaysia, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung meliputi PT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya, PT Magical Crystal Indo. Kemudian investasi Kotabaru Lampung oleh PT Sinohydro Corp Ltd dan PT Tanyoe Sentosa.
Baca juga: Pemprov Lampung kembangkan lima area industrial dan production estate
Baca juga: Pemprov Lampung ajak investor berinvestasi melalui kegiatan LEIF
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































