Satu Rumah Satu Sarjana antarkan asa mengenyam pendidikan tinggi

2 months ago 5

Palangka Raya (ANTARA) - Rumah panggung berbahan kayu, dengan lebar lima meter dan panjang tujuh meter, ditambah tiga meter ke belakang untuk dapur itu menggambarkan kondisi ekonomi penghuninya.

Rumah sangat sederhana di kawasan Marina Permai, Kota Palangka Raya, ini memiliki satu ruang tamu, satu ruang keluarga dan dua kamar tidur.

Di bagian ruang tamu selebar sekitar dua kali tiga meter ini disekat menggunakan gipsum berwarna putih yang "dihiasi" coretan pensil warna.

Pemilik rumah bernama Ipah mengaku sempat meminta surat keterangan tidak mampu dari ketua RT setempat sebagai kelengkapan syarat pendaftaran beasiswa anaknya.

Perempuan yang saat itu menggunakan hijab berwarna krem mengaku bangga dan gembira karena buah hati pertamanya, Aswan, mendapatkan beasiswa pendidikan tinggi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Tentunya program beasiswa ini sangat bermanfaat bagi keluarga kami. Biaya yang harusnya digunakan untuk membayar semesteran (uang kuliah tunggal/UKT) dapat kami gunakan untuk kebutuhan lain, seperti membeli buku dan kebutuhan penunjang lain untuk Aswan dan adiknya yang sekolah SD serta adiknya bungsunya yang masih berusia tiga tahun," kata Ipah, dengan mata berkaca-kaca, saat ditemui ANTARA.

Sementara Aswan yang duduk di sisi ibunya tertawa lirih, saat dia mulai menceritakan cita-citanya menjadi seorang pendidik di tingkat sekolah dasar (SD).

Mahasiswa semester tiga di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) ini, kini memiliki pijakan yang lebih kokoh untuk menggapai mimpi, berkat bantuan beasiswa "Satu Rumah Satu Sarjana" dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Aswan adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas di Palangka Raya, sementara sang ibu merupakan ibu rumah tangga. Kondisi keluarga yang bukan dari kalangan orang mampu ini sempat menjadi bayang-bayang beban terkait kelanjutan pendidikannya, setelah lulus sekolah menengah atas (SMA).

Saat di SMA, pemuda bertubuh tegap, dengan rambut pendek, ini memiliki cita-cita untuk bisa sama dengan teman-temannya, yakni menikmati bangku pendidikan tinggi.

Pada saat bersamaan, pikirannya terbebani karena kondisi ekonomi orang tuanya yang tidak akan mampu untuk memenuhi biaya kuliah.

Ia sering merasa ketakutan, kalau cita-citanya itu justru membebani orang tuanya.

Aswan berkali-kali mengucapkan kata "alhamdulillah", karena pada saat ingin mewujudkan mimpinya untuk kuliah, ada program beasiswa. Beasiswa itu merupakan wujud hadirnya negara untuk memenuhi keperluan warganya di bidang pendidikan, lewat program yang digulirkan oleh Pemprov Kalteng.

Mahasiswa UMPR penerima beasiswa dari Pemprov Kalteng Aswan (kanan) besama sang ibu Imah berada di depan ruangnya di Palangka Raya, Selasa (15/7/2025). (ANTARA/Rendhik Andika)

Beasiswa Satu Rumah Satu Sarjana merupakan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Melalui program ini, Aswan dan keluarganya, kini tidak lagi harus berpikir keras untuk membayar biaya kuliah.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |