Brussel (ANTARA) - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyatakan pada Kamis bahwa aliansi yang ia pimpin telah menutup kesenjangan jangka panjang dengan Rusia dalam produksi amunisi.
Berbicara di Forum Industri NATO di Bucharest, Rutte mengatakan bahwa para sekutu NATO kini memproduksi lebih banyak amunisi dibanding beberapa dekade terakhir.
"Rusia pernah memproduksi lebih banyak amunisi dibanding daripada gabungan sekutu NATO,” katanya, sembari menambahkan bahwa kini hal itu tidak lagi terjadi karena industri pertahanan Barat meningkatkan kapasitas produksinya.
“Seluruh aliansi kini membuka puluhan jalur produksi baru dan memperluas jalur yang sudah ada. Kami memproduksi lebih banyak dibanding beberapa dekade terakhir,” ujarnya.
Rutte menekankan bahwa industri pertahanan yang kuat adalah kunci bagi aliansi yang kuat.
Keputusan para pemimpin NATO pada KTT di Den Haag pada Juli, untuk meningkatkan belanja pertahanan hingga 5 persen dari PDB pada 2035, dinilainya, mendorong peningkatan besar dalam pengadaan kemampuan, mulai dari jet dan tank, hingga drone, amunisi, serta aset siber dan antariksa.
“Ada lebih banyak dana yang tersedia, dan akan lebih banyak lagi yang mengalir,” katanya, sembari menegaskan bahwa sekutu Eropa dan Kanada meningkatkan investasi mereka secara signifikan.
“Namun tentu saja, dana saja tidak cukup untuk memberikan keamanan. Kami membutuhkan kapabilitas, perlengkapan, daya tembak yang sesungguhnya, dan tentunya teknologi paling canggih,” tambah Rutte.
Sekjen NATO itu juga memperingatkan bahwa dugaan ancaman dari Rusia akan terus ada bahkan setelah perang di Ukraina berakhir, serta menyoroti meningkatnya kerja sama pertahanan antara Moskow, China, Korea Utara, dan Iran.
“Kita tidak boleh bersikap naif. Kita harus siap,” katanya.
Ia turut mendesak kerja sama yang lebih erat dan siklus produksi yang lebih cepat di dalam aliansi.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































