Rupiah melemah didorong kekhawatiran atas risiko perang dagang

5 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah melemah didorong kekhawatiran atas risiko perang dagang.

“Seluruh mata uang utama Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS (Amerika Serikat), didorong oleh kekhawatiran yang kembali mencuat terkait risiko perang dagang,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Presiden AS Donald Trump disebut mengancam akan memberlakukan tarif 25 persen terhadap mobil dan impor lainnya dari Uni Eropa (UE) dengan alasan bahwa blok itu dibuat untuk merugikan AS.

Juru Bicara Komisi Eropa memberikan respon bahwa UE merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS, serta siap bertindak tegas dan segera terhadap hambatan perdagangan yang tidak adil.

“(Ini) mengisyaratkan kemungkinan tindakan balasan,” ungkap Josua.

Pada Kamis (27/2), imbal hasil seri acuan untuk tenor 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing tercatat sebesar 6,77 persen (+9 basis points/bps), 6,92 persen (+6 bps), 7,03 persen (+2 bps), dan 7,04 persen (+2 bps).

Per 24 Februari 2025, kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah mencapai Rp893,3 triliun atau 14,5 persen dari total yang beredar. Angka ini mencerminkan arus masuk bersih sebesar Rp12 triliun secara bulanan dan Rp16,7 triliun sejak awal tahun.

“USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang Rp16.425 - Rp16.550 pada perdagangan hari Jumat ini,” kata dia.

Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan Jumat di Jakarta melemah 89 poin atau 0,54 persen menjadi Rp16.543 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.454 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp16.543 per dolar AS

Baca juga: BPK berperan aktif pastikan setiap rupiah dipergunakan sebaik-baiknya

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |