Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan Indonesia terus mendorong pengembangan kecerdasan buatan atau AI dengan pendekatan yang berpusat pada manusia.
"Inilah inti dari pendekatan Indonesia terhadap AI yang berpusat pada manusia, bukan sekadar mengotomatisasi untuk efisiensi, melainkan untuk memperkuat dan meninggikan nilai-nilai serta kemampuan manusia," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, Indonesia tidak ingin hanya mengejar efisiensi, tetapi memastikan penguatan nilai-nilai luhur dan kemanusiaan tetap diutamakan meski AI telah digunakan di berbagi lini kehidupan.
Pratikno juga menilai, AI bukan lagi sekadar konsep masa depan, melainkan sudah hadir dalam kehidupan sehari-hari dan mengubah cara manusia bekerja, berpikir, juga hidup. Oleh karena itu, Indonesia memilih untuk tidak hanya mengadopsi, tetapi juga memberi arah baru pada pengembangan AI.
Baca juga: Indonesia siap pimpin ekonomi digital ASEAN lewat optimasi AI
"AI bukan lagi konsep yang jauh, ia adalah kenyataan yang sedang bergerak, yang mulai mengubah cara kita bekerja, hidup, bahkan berpikir," ujar dia.
Menko PMK juga mengemukakan bahwa adopsi AI harus dijalankan dengan berlandaskan pada etika karena sistem AI tidak netral dan masih belajar dari manusia, termasuk dari logika dan kekurangan yang ada.
"Hal ini mengingatkan kita bahwa AI bukanlah sesuatu yang netral, ia belajar dari kita—dari logika kita, naluri kita, dan kadang juga dari kekurangan kita—oleh karena itu, AI harus dikembangkan tidak hanya dengan kecerdasan, tetapi juga dengan integritas," ucapnya.
Pratikno juga menekankan pentingnya membangun masa depan digital yang dipandu oleh nilai-nilai Pancasila, bukan hanya dengan teknologi semata. Untuk itu, pemerintah mendorong pengembangan talenta digital yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga kuat secara etis.
Baca juga: Pemerintah perkuat kerja sama untuk dukung pengembangan AI
Baca juga: Indonesia siap jadi episentrum pengembangan AI
"Kita ingin menumbuhkan talenta digital yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga berakar pada etika, yang kita sebut bijak dan cerdas," tuturnya.
Simposium berjudul "Indonesia’s Future: A Multidisciplinary Approach" dalam rangka Flinders University Alumni Gathering 2025 diselenggarakan di auditorium Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Rabu (2/7).
Dalam pertemuan tersebut, Menko PMK juga mendorong pembentukan Flinders Indonesia Innovation Network sebagai wadah kolaborasi antara akademisi dan birokrat untuk memperkuat riset dan kebijakan yang berdampak pada pembangunan manusia.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.