RI bidik potensi ekonomi 87 persen dari perdagangan global di luar AS

1 week ago 7

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa terdapat potensi ekonomi dan urgensi untuk mendiversifikasi mitra dagang serta memperkuat kerja sama regional, mengingat 87 persen perdagangan global berlangsung di luar keterlibatan Amerika Serikat (AS).

“Target kami memang memperluas pasar. Jadi, kalau kami melihat episentrumnya di Amerika untuk ketidakpastian dan gejolak ini, maka kami mencari daerah lain yang bisa dimasuki (oleh produk-produk Indonesia),” ucap Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa Indonesia tetap harus waspada terhadap persaingan global dan menurunnya jumlah perdagangan karena ketidakpastian kebijakan (uncertainty) yang dilakukan oleh AS serta perang dagang yang sedang terjadi antara AS dengan China.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, pihaknya memanfaatkan potensi pasar dan investasi dari berbagai forum kerja sama internasional, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah juga tengah mempersiapkan paket deregulasi kebijakan untuk mendukung kemudahan perizinan berusaha dalam rangka menarik para investor serta menyiapkan strategi antidumping dengan memerhatikan safeguard dan daya saing industri dalam negeri.

Meskipun demikian, pihaknya tetap berupaya untuk segera menyelesaikan negosiasi penurunan tarif impor dengan pemerintah Amerika Serikat dalam 60 hari. Ia menuturkan bahwa putaran pertemuan untuk membahas inti perundingan tarif dengan AS sudah dimulai.

Delegasi Indonesia sudah melakukan pertemuan dengan berbagai pihak, seperti United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, National Economic Advisor, Semiconductor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, United States-Industry Indonesia Society (USINDO), Asia Group, Amazon, Microsoft, dan Google.

“Yang dibahas mengenai tarif resiprokal. Jadi tarif resiprokal inilah yang kita dalam negosiasi untuk menurunkan tarif tersebut. Seluruh negara saat ini diberlakukan 10 persen itu hanya 90 hari, sesudah itu nanti kita lihat dari hasil pembicaraan,” ujarnya.

Di tengah kondisi perekonomian dunia yang penuh tantangan saat ini, Airlangga mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang solid dengan pertumbuhan 4,87 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025.

Ia menyatakan bahwa pencapaian tersebut melampaui negara-negara ASEAN lainnya, kecuali Vietnam, serta negara-negara G20, kecuali China.

“Jadi, kita menunjukkan bahwa di dalam situasi ketidakpastian, ekonomi Indonesia menunjukkan resiliensi, mempunyai daya tahan yang cukup tinggi,” katanya.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 4,89 persen dan kontribusi 54,5 persen terhadap PDB.

Industri Makanan dan Minuman juga tumbuh 6,04 persen serta Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki tumbuh 6,95 persen.

Dari sisi produksi, penyumbang utama pertumbuhan yaitu Sektor Pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi (10,52 persen), diikuti Sektor Jasa Lainnya (9,84 persen), dan Jasa Perusahaan (9,27 persen).

“Tetapi, yang paling penting bagi Pemerintah, kami di kuartal I ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan sebesar 594.104 dari industri baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing). Artinya job creation itu juga tumbuh di kuartal I,” imbuh Airlangga.

Baca juga: PM Kanada sebut pembicaraan dengan Trump konstruktif meski gagal sepakati pencabutan tarif

Baca juga: BI perkirakan The Fed masih belum pangkas suku bunga AS pada Mei

Baca juga: Rupiah diprediksi melemah seiring rencana pertemuan AS-China di Swiss

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |