Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Pancasila (UP) Adnan Hamid meminta para lulusan kampus tersebut bukan hanya unggul dan terampil tapi juga mengedepankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan gotong royong.
Adnan Hamid di sela Dies Natalis UP Ke-59 di Kampus UP Jakarta, Sabtu, mengatakan para pimpinan Universitas berkewajiban sepenuh hati, untuk terus merawat Pancasila sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan, agar lulusan dari Universitas Pancasila tidak hanya terampil.
HUT UP Ke-59 ini bertema 'Merawat Pancasila Sepenuh Hati dan Berdampak', dihadiri oleh Ketua Pengawas Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Agum Gumelar dan Ketua Pembina YPPUP Siswono Yudo Husodo.
Oleh karena itu, dengan motto yang digaungkan, oleh Ketua Pengurus YPP-UP, Universitas Pancasila, dalam mencapai visi dan misinya, terus ber-Sinergi, ber Inovasi dan ber Prestasi.
Rektor menegaskan para pimpinan Universitas berkewajiban sepenuh hati, untuk terus merawat Pancasila sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan, agar lulusan dari Universitas Pancasila tidak hanya terampil.
Tetapi juga lanjut dia dapat memberikan kontribusi yang nyata (berdampak) bagi masyarakat, serta memiliki kepedulian sosial dan semangat gotong royong, sebagaimana nilai-nilai luhur Pancasila, yang diwariskan oleh Pendiri bangsa.
YPPUP, sebagai Pengelola Universitas Pancasila selama ini selalu memberikan dukungan, dorongan dan arahan.
Sementara itu Siswono Yudo Husodo mengatakan dengan segala kekurangan yang masih ada, bersyukur bahwa dalam usia yang ke-59 tahun ini Universitas Pancasila mencapai kondisi yang seperti sekarang ini.
Saat ini, katanya, UP merupakan satu dari 64 perguruan tinggi dengan akreditasi unggul dari jumlah 3.500 perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu banyak program studi yang juga semakin hari semakin mencapai kriteria unggul.
Siswono mengingatkan HUT UP yang jatuh pada 28 Oktober yang juga bertepatan dengan Sumpah Pemuda untuk melanjutkan api semangat perjuangan dari pada pendiri bangsa.
"Kita ketahui bahwa 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda adalah proklamasi lahirnya bangsa Indonesia karena sebelumnya penjajahan Belanda itu tidak ada nomenklatur Indonesia," katanya.
Sumpah Pemuda juga sebagai proklamasi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan tanah air Indonesia.
"Kita telah mengalami proklamasi yang lain yang juga tidak kalah pentingnya 17 Agustus 1945 pada proklamasi lahirnya negara Republik Indonesia," katanya.
Yang ketiga proklamasi pada 13 Desember 1957 deklarasi Djuanda yang menyatakan seluruh lautan di antara pulau- pulau adalah wilayah kedaulatan Republik Indonesia.
Baca juga: UP kolaborasi dengan Rajamanggala University of Technology Krungthep
Baca juga: Rektor: Minat mahasiswa kuliah di Universitas Pancasila naik 20 persen
Baca juga: Akademisi: Penanganan perkara koneksitas perlu harmonisasi perundangan
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































