Rektor Unila: Budaya Indonesia berpotensi bersaing di tingkat global

1 month ago 17

Bandarlampung (ANTARA) - Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., mengatakan bahwa budaya Indonesia yang beragam memiliki potensi untuk bersaing di tingkat global.

"Indonesia, dengan kekayaan budaya yang beragam dan bernilai luhur, memiliki potensi yang tidak kalah besar untuk bersaing di tingkat global," katanya pada Acara Festival dan Cinta Budaya, di Unila, di Bandarlampung, Kamis.

Dia mengatakan bahwa Festival Kebudayaan dan Cinta Tanah Air ini, bukan sekadar perayaan seni dan budaya, melainkan bagian penting dari komitmen Universitas Lampung untuk turut berkontribusi dalam kemajuan Bangsa Indonesia.

"Komitmen ini dituangkan ke dalam program kerja Be Strong Universitas Lampung," kata dia.

Baca juga: Kemenbud: Perlu adanya pendidikan karakter berbasis budaya

Baca juga: Kemenbud: Keragaman budaya di Indonesia menjadi pemersatu bangsa

Ia mengatakan bahwa, sebagai program strategis Unila, Be Strong dirancang untuk membawa kampus ini menuju pengakuan sebagai World Class University dengan memperkuat berbagai pilar, termasuk pelestarian budaya melalui seni, inovasi, dan pemberdayaan generasi muda.

"Festival kebudayaan dan cinta tanah air ini menjadi salah satu wujud nyata dari program Be Strong pada program Services for Community," kata dia.

Dengan salah satu tujuan dalam program ini, kata Rektor, yakni meningkatkan kesadaran dan kebanggaan terhadap budaya bangsa Indonesia serta mendorong kontribusi aktif generasi muda dalam pengembangan dan pelestariannya.

"Dengan mengusung tema 'Menguatkan Identitas Bangsa melalui Kebudayaan di Era Globalisasi', kegiatan ini sangat relevan dengan semangat yang terkandung dalam Program Be Strong," katanya.

Menurutnya, saat ini semua negara maju di Asia sangat menjunjung tinggi budaya bangsa mereka. Sejarah membuktikan bahwa negara maju di Asia memulai eksistensi global mereka melalui kebudayaan yang tertuang dalam karya seni berupa musik, film, dengan ciri khas negara mereka.

"Kita ketahui bersama negara seperti Korea Selatan, dengan K-Pop dan dramanya, China dengan film dan musik Mandarin, Jepang dengan musik, film, anime atau kartun, serta India dengan film dan musiknya adalah contoh nyata bagaimana kebudayaan bangsa di Asia menjadi alat strategis untuk mempromosikan potensi bangsa di kancah internasional," kata dia.

Sehingga, melalui kegiatan Dialog Kebudayaan, pameran seni, dan hiburan yang memadukan seni tradisional dan modern diharapkan dapat memberi ruang bagi kita untuk berdiskusi, belajar, dan berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia.

"Festival Budaya dan Cinta Tanah Air ini juga mencerminkan peran penting generasi muda sebagai pelaku utama dalam melanjutkan estafet kebudayaan bangsa Indonesia di tengah tantangan global," kata dia.

Dia pun menekankan Universitas Lampung berkomitmen untuk menjadi pusat pengembangan dan pelestarian budaya lokal, baik melalui integrasi dalam kurikulum pendidikan tinggi maupun penelitian kebudayaan yang berkelanjutan.

"Semoga Festival Kebudayaan dan Cinta Tanah Air ini menjadi langkah nyata menuju Indonesia yang lebih bermartabat, kuat, dan dihormati di dunia internasional. Juga sebagai wujud semangat Unila untuk menyongsong Indonesia Emas 2045," kata dia.*

Baca juga: Kemdiktisaintek tinjau langsung pembangunan RSPTN Unila

Baca juga: Pakar: Asetil selulosa tandan sawit bisa menjadi bahan baku plastik

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |