Raksasa e-commerce China tingkatkan investasi AI untuk lanskap bisnis

5 hours ago 1

Beijing (ANTARA) - Model fondasi Qwen, yang dikembangkan oleh Alibaba Group China, menghasilkan lebih dari 100.000 model turunan, sekaligus menduduki posisi teratas secara global.

Kemajuan itu terjadi seiring raksasa e-commerce itu terus meningkatkan investasinya di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dengan tujuan membawa perubahan transformatif pada lanskap bisnisnya.

Alibaba baru-baru ini mengumumkan akan menginvestasikan lebih dari 380 miliar yuan (1 yuan = Rp2.260) untuk membangun infrastruktur perangkat keras cloud dan AI dalam tiga tahun ke depan.

"Kami akan fokus pada bisnis e-commerce domestik dan luar negeri, teknologi komputasi awan (cloud computing), dan produk platform internet," kata CEO Alibaba Group Eddie Wu dalam pemaparan kinerja keuangan (earnings call) pada Februari.

Wu mengatakan perkembangan AI membawa perubahan signifikan pada industri tersebut. "Investasi yang kami rencanakan untuk infrastruktur cloud dan AI selama tiga tahun ke depan akan melampaui apa yang telah kami kucurkan selama satu dekade terakhir," katanya.

Peningkatan investasi yang substansial dalam penelitian dan pengembangan (litbang) model AI dasar diharapkan dapat memperkuat teknologi canggih grup itu dan posisi terdepan mereka di industri, sekaligus mendorong pengembangan aplikasi asli AI.

Alibaba Group merupakan salah satu pemain penting dalam lanskap AI di pasar Asia, dengan skala layanan cloud terbesar di Asia dan menempati peringkat keempat di dunia.

Melalui integrasi mendalam antara teknologi cloud dan AI, Alibaba Cloud menargetkan menjadi salah satu jaringan komputasi awan terbesar yang menghadirkan kecerdasan AI.

"Kami memperkirakan 90 persen token masa depan, output cerdas yang dihasilkan oleh berbagai model, akan dibuat dan diproses melalui jaringan cloud karena hanya arsitektur cloud yang dapat secara efisien menangani permintaan komputasi yang begitu besar," ungkap Wu.

Ia mengatakan tiga tahun ke depan bisa menjadi periode yang paling intens dan substansial bagi pengembangan infrastruktur cloud dalam sejarah Alibaba.

Dengan memanfaatkan pusat data yang terdistribusi secara global, kata Wu, perusahaan akan memberikan sumber daya ini kepada para pengembang aplikasi di seluruh dunia dengan kecepatan dan aksesibilitas yang tak tertandingi.

"Jika AI menjadi salah satu komoditas paling umum di masa depan seperti halnya listrik saat ini, maka jaringan komputasi awan akan berfungsi seperti jaringan listrik," katanya.

Alibaba juga akan terus memajukan integrasi AI dengan platform e-commerce Taobao untuk mentransformasi konsumsi gaya hidup.

Taobao sedang mengembangkan beberapa inisiatif berbasis AI untuk meningkatkan interaksi konsumen dan efisiensi transaksi. Wu mengatakan solusi yang didukung AI mendatang juga akan diterapkan di berbagai skenario konsumsi, termasuk keputusan pembelian.

"Kami percaya AI berfungsi sebagai pendorong penting dalam meningkatkan interaksi pengguna dan nilai komersial Taobao," tuturnya.

Alibaba juga sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan Amap milik mereka, dari alat navigasi menjadi gerbang layanan gaya hidup dengan menyematkan inovasi AI. Dengan basis pengguna aktif harian yang mencapai 170 juta, sebut Wu, Amap diharapkan dapat menjadi platform berbasis AI generasi berikutnya di China untuk pengalaman konsumen berbasis lokasi.

Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan AI pada bisnis konsumen, Alibaba Group baru-baru ini mengumumkan ratusan posisi rekrutmen. Posisi litbang terkait teknologi dan produk AI mencapai 90 persen dari posisi-posisi baru tersebut. Mereka akan terlibat dalam teknologi dan aplikasi mutakhir seperti teks, model besar multimodal, dan agen AI.

"Kami menganggap AI sebagai peluang transformasi industri sekali dalam satu generasi. Tujuan utama kami adalah mencapai kecerdasan umum buatan (artificial general intelligence/AGI), yang terus mendorong batasan-batasan kecerdasan model," ujar Wu.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |