Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari meninjau Perumahan Pondok Banten Indah, Serang, Banten, Minggu (7/12) untuk mengecek rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kesiapan acara akad massal dan seremoni penyerahan kunci.
Acara akad massal tersebut, yang digelar bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), BP Tapera, dan pihak pengembang, direncanakan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 18 Desember mendatang.
“Ini persiapan acara akad massal 50 ribu rumah yang insya Allah akan dihadiri oleh Presiden yang diselenggarakan oleh Kementerian PKP. Jadi, ini adalah rapat persiapan menuju acara tersebut, kata Qodari dalam rilis pers yang diterima, Senin.
Menurutnya, penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah harus memastikan kualitas bangunan, lingkungan yang tertata, serta kenyamanan bagi para penghuni.
Qodari menegaskan pemerintah ingin memastikan setiap unit rumah subsidi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi penerimanya.
“Karena kebutuhan perumahan kita kan tinggi, dan ini ritmenya terus naik, tadi sudah datang, lihat perumahannya, hemat saya bagus, tertata dengan baik, kemudian juga sudah lihat ke rumah-rumahnya kualitas juga bagus, sudah ngobrol juga dengan penghuni-penghuni, ada yang sudah 4 bulan, ada yang 5 bulan, ada yang masih bujangan, ada yang sudah berkeluarga,” ungkapnya.
Qodari menambahkan kualitas perumahan subsidi harus menjadi standar baru dalam pembangunan hunian MBR di seluruh Indonesia.
Dia menilai proyek perumahan yang dikelola dengan baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah sekaligus memastikan bahwa bantuan perumahan benar-benar menjawab kebutuhan warga.
"Nah mudah-mudahan apa yang sudah dilihat pada hari ini bisa menjadi contoh bagi perumahan-perumahan yang lain supaya semua perumahan subsidi berkualitas dan masyarakat berpenghasilan rendah, debitur, penerima subsidi perumahan bisa mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya,” harapnya.
Dia menegaskan keberhasilan program perumahan subsidi tidak hanya bergantung pada satu lembaga, melainkan hasil sinergi seluruh pihak yang terlibat dalam perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan.
Qodari menyebut bahwa pembangunan hunian MBR merupakan kerja kolaboratif yang membutuhkan koordinasi kuat, mulai dari kementerian teknis hingga para pengembang dan pemerintah daerah.
“Dan tentunya ini semua adalah kerja keras, sebuah ekosistem perumahan yang sangat besar yang dirijennya adalah Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang dipimpin oleh Pak Maruarar Sirait dan setiap ibu bapak yang ada di tempat ini, terima kasih PKP," kata dia.
Selain itu, dalam kunjungannya, Qodari menyempatkan diri menyapa dan berdialog dengan para penghuni dari berbagai latar belakang.
Di antaranya, Iman Mutaqin (29), seorang sopir ekspedisi yang bangga dapat memiliki rumah sendiri melalui skema KPR dengan cicilan Rp1.200.000 per bulan selama 15 tahun.
“Namanya Pak Iman, driver perusahaan logistik ya, saya tanya sudah berapa lama, sekitar 4 bulan. Dan berapa jauh kerjanya dari sini, sekitar 3 kilometer ke tempat bekerja pakai apa, sepeda motor. Perjalanan berapa, 15 menit kalau slow. Kalau ngebut tentu lebih cepat,” tutupnya.
Dalam kunjungannya, Kepala Staf Kepresidenan M. Qodari didampingi oleh perwakilan Kementerian PKP, Komisaris BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, serta Direktur Utama PT Kawah Anugrah Properti Muhammad Ridwan selaku pengembang.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































