Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan progres pembangunan Bendungan Cibeet paket II, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah mencapai 12,62 persen per Juli 2025, atau melampaui target yang sebesar 4,50 persen.
Bendungan Cibeet paket II merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang dikerjakan PTPP bekerja sama operasi dengan MARFRI dan DMT, sebagai upaya mendorong ketahanan air, pangan, dan energi di kawasan Jawa Barat.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, mengatakan pembangunan bendungan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan wujud kontribusi perseroan untuk memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
"Teknologi dan inovasi yang kami terapkan mencerminkan komitmen PTPP dalam menghasilkan proyek berkualitas tinggi dan berdampak luas bagi masyarakat, serta berdampingan dengan proyek Asta Cita Pemerintah yaitu proyek-proyek ketahanan pangan, air dan energi," ujar Joko.
Proyek senilai Rp1,81 triliun ini ditargetkan selesai dalam 1.860 hari kalender, mulai dari 4 September 2023 hingga 6 Oktober 2028.
Joko menjelaskan, Bendungan Cibeet didesain sebagai bendungan tipe Gravity Dam dengan material Roller Compacted Concrete (RCC), yang menjadikannya bendungan RCC ketiga di Indonesia dan yang pertama diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
“Teknologi RCC memungkinkan percepatan konstruksi dan efisiensi material, dengan inovasi pengecoran beton tanpa slump menggunakan fly ash dan semen rendah, yang dipadatkan dengan vibro roller,” ujar Joko.
Ia menjelaskan berbagai manfaat bendungan ini, di antaranya mendukung irigasi seluas 8.837 hektare (ha), meningkatkan indeks pertanaman dari 100 persen menjadi 300 persen.
Kemudian, menyediakan pasokan air baku sebesar 3.770 liter/detik bagi Kabupaten Bogor, Karawang, Bekasi, dan kawasan industri, serta mereduksi debit banjir hingga 66 persen di hilir Sungai Citarum.
Selain itu, bendungan ini direncanakan menghasilkan listrik dari dua sumber terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro sebesar 0,25 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 110 MW dengan memanfaatkan area genangan.
“Inovasi teknologi dalam proyek ini adalah penggunaan Drone LiDAR untuk pemetaan topografi secara presisi tinggi. Selain itu terdapat aplikasi teknologi RCC untuk efisiensi struktur dan percepatan konstruksi,” ujar Joko.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun Bendungan Cibeet-Cijurey atasi banjir Karawang
Baca juga: Dukung pengendalian banjir, Waskita bangun bendungan Cibeet
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.