Pratikno: Kasus Raya jadi alarm nasional perbaikan layanan kesehatan

3 weeks ago 14
...Kematian Ananda Raya adalah alarm nasional yang mengingatkan kita semua agar kejadian serupa tidak terulang lagi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan kasus meninggalnya Raya (4), anak asal Sukabumi, Jawa Barat akibat infeksi cacing, menjadi alarm nasional untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan dasar bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

“Kematian Ananda Raya adalah alarm nasional yang mengingatkan kita semua agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Pratikno saat dikonfirmasi para pewarta jelang acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Jumat.

Pratikni tidak memungkiri adanya kelalaian karena minimnya pengetahuan tenaga kesehatan di daerah terhadap standar operasional prosedur program layanan kesehatan gratis, hingga urusan pendataan administrasi kependudukan sebagaimana kasus yang dialami almarhuma Raya.

Untuk itu, dia menegaskan pertama yang paling penting adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan secara berkelanjutan mulai dari fasilitas tingkat satu di posyandu, puskesmas terkait dalam penanganan pasien yang belum terdaftar sebagai peserta program kesehatan, hingga teknis tindakan medisnya.

Berdasarkan rapat tingkat menteri itu diketahui almarhuma sudah diberikan tindakan medis oleh tenaga kesehatan puskesmas di antaranya dengan diberikan obat cacing yang kemudian diterbitkan surat rujukan.

“Evaluasinya dari kementerian kesehatan obat cacing, seharusnya diberikan kepada anak setiap enam bulan sekali, ditunggu betul benar-benar diberikan kepada anak tidak diberikan kemudian dibawa pulang. Begitu pula dengan surat rujukan, puskesmas harus memastikan pasien benar-benar sampai ke rumah sakit,” kata dia.

Dengan begitu, ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menggelar rapat tingkat menteri Jumat pagi tadi, memastikan permasalahan serupa tidak berulang menyasar ke anak-anak lainnya.

Rapat tersebut di antaranya melibatkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kepala Badan Gizi Nasional serta kementerian/lembaga terkait lain termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sukabumi.

"Saat ini tim Kemenko PMK juga sudah diturunkan ke Sukabumi untuk mengidentifikasi kebutuhan keluarga dan perbaikan lingkungan pemukiman dari kasus Raya ini," kata dia.

Baca juga: Wamensos: Kasus anak infeksi cacing di Sukabumi bukti pentingnya DTSEN

Menurut Pratikno, salah satu fokus pemerintah adalah memperbaiki sanitasi, pengerasan lantai rumah, hingga penyediaan jamban keluarga demi memastikan kawasan tempat tinggal Raya di Padangenyang, Sukabumi yang dinilai tidak layak menjadi lebih sehat.

Hal ini juga berlaku pada kawasan pemukiman rentan di seluruh Indonesia demi memastikan anak-anak tidak lagi terpapar risiko penyakit atau gangguan kesehatan.

Selain itu, pemerintah juga akan memastikan seluruh warga miskin terdaftar dalam program Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK) BPJS Kesehatan dan jika ada yang belum terdata, iuran dapat ditanggung melalui dana desa maupun anggaran pemerintah daerah.

Pratikno menambahkan Kementerian Desa telah menerbitkan aturan penggunaan dana desa untuk layanan kesehatan dasar, termasuk pembayaran iuran BPJS, perbaikan sanitasi, serta dukungan program penurunan stunting.

“Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif,” ujarnya.

Baca juga: Menkes paparkan upaya menekan angka kematian bayi baru lahir

Sebelumnya Raya (4), bocah asal Kampung Padangenyang, Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing.

Ia berasal dari keluarga tidak mampu dengan ayah yang sakit-sakitan dan ibu yang mengalami gangguan jiwa. Mereka tinggal di rumah bilik panggung yang bagian bawahnya dipenuhi kotoran ayam, diduga menjadi sumber infeksi cacing.

Raya ditemukan tim pegiat sosial dalam kondisi kritis dan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun upaya mencari bantuan biaya medis ke berbagai lembaga pemerintah maupun sosial berakhir nihil.

Selama perawatan, dari tubuh Raya dikeluarkan cacing hidup hingga seberat 1 kilogram, bahkan hasil CT Scan menunjukkan cacing dan telurnya sudah menyebar ke otak. Ia akhirnya meninggal pada 22 Juli 2025.

Baca juga: Dokter sebut konsumsi obat cacing perlu disertai indikasi gejala

Baca juga: Kemensos ambil alih penanganan keluarga bayi penuh cacing di Sukabumi

Kasus ini memicu keprihatinan publik, termasuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyoroti kondisi lingkungan tempat tinggal keluarga yang kotor serta lemahnya fungsi posyandu, PKK, dan bidan desa dalam mendeteksi dini masalah kesehatan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengevakuasi keluarga Raya untuk mendapat perawatan medis karena turut mengidap penyakit TBC

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |