Ponorogo gencarkan skrining setelah temuan 13 pekerja kafe positif HIV

3 days ago 10
Melalui skrining ini kami berharap bisa mendeteksi kasus sedini mungkin, sehingga penularan dapat dicegah dan pengobatan bisa segera diberikan

Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, Jawa Timur, menggencarkan skrining kesehatan di sejumlah tempat hiburan malam, kafe, karaoke, hingga rumah indekos, menyusul temuan 13 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di antara pekerja kafe remang-remang di Kecamatan Siman, Ponorogo.

Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitangingarti, Kamis, menyebut pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari program skrining rutin, namun intensitasnya ditingkatkan setelah adanya laporan masyarakat terkait potensi penyebaran virus HIV di kawasan tersebut.

"Melalui skrining ini kami berharap bisa mendeteksi kasus sedini mungkin, sehingga penularan dapat dicegah dan pengobatan bisa segera diberikan," kata Dyah Ayu.

Sebelumnya Dinkes Ponorogo menemukan 13 pekerja warung remang-remang di kawasan Jalan Raya Siman-Jabung, Kecamatan Siman, yang dinyatakan positif HIV.

Baca juga: Satpol Ponorogo segel 14 kedai kopi diduga jadi tempat prostitusi

Temuan ini berasal dari pemeriksaan terhadap 29 pekerja di 14 warung remang-remang yang diduga menjadi lokasi praktik prostitusi terselubung. Pemkab Ponorogo kemudian melakukan penertiban lanjutan terhadap seluruh warung remang-remang lain di wilayah Siman.

Warung yang tidak mengantongi izin resmi atau terbukti melakukan praktik yang melanggar ketertiban umum ditutup dengan cara disegel.

Pemeriksaan serupa juga akan diperluas ke wilayah lain yang dikategorikan rawan, seperti tempat hiburan malam, karaoke, indekos, serta kawasan dengan mobilitas pendatang tinggi.

"Petugas akan turun bersama Satpol PP ke lokasi-lokasi tersebut. Fokus kami mencakup kos-kosan, tempat hiburan malam, warung remang-remang, dan tempat karaoke," katanya.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Ponorogo Meningkat

Data Dinkes Ponorogo mencatat, sepanjang 2023 telah ditemukan 85 kasus baru HIV dengan mayoritas penderita berusia 25 hingga 40 tahun. Setahun berikutnya pada 2024 jumlah kasus meningkat menjadi 110 kasus baru.

Sementara hingga April 2025 tercatat 137 kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut.

Dyah menyebut peningkatan kasus ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih aktif dalam edukasi, deteksi dini, serta mendorong perilaku hidup sehat di masyarakat.

"Pencegahan itu lebih utama. Kami mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan dan tidak takut menjalani pengobatan jika memang terdeteksi HIV. Ini bukan akhir dari segalanya, yang penting adalah penanganan berkelanjutan dan dukungan lingkungan," ucap Dyah Ayu Puspitangingarti.

Baca juga: Pemprov ungkap tingginya HIV/AIDS di Tanah Papua, capai 22.868 kasus

Baca juga: Dinkes: Ada 250 kasus HIV baru di Kepulauan Riau hingga April 2025

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |