Istanbul (ANTARA) - Sedikitnya 62 orang dilaporkan tewas dan 50 lainnya masih dinyatakan hilang setelah banjir bandang melanda sejumlah desa di sepanjang Danau Tanganyika, Provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo bagian timur, pada Jumat (9/5), menurut keterangan pejabat setempat pada Sabtu (10/5).
Banjir dahsyat tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat (03.00 GMT atau 10:00 WIB), ketika air bah tiba-tiba menerjang Desa Kasaba di sektor Ngandja.
Para saksi mata melaporkan bahwa hujan deras menjadi pemicu bencana ini, menghanyutkan rumah-rumah warga dan memutus jaringan komunikasi.
Menteri Kesehatan Provinsi Kivu Selatan, Theophile Walulika Muzaliwa, menyatakan kepada Arab News melalui sambungan telepon bahwa upaya pencarian dan penyelamatan terkendala berbagai hambatan.
"Para kepala sektor, kepala desa, dan kepala lokalitas yang juga merupakan bagian dari pemerintah setempat kini berada di lokasi. Satu-satunya organisasi kemanusiaan yang saat ini hadir adalah Palang Merah. Belum memungkinkan untuk memberikan data pasti karena proses pencarian jenazah masih berlangsung," kata Muzaliwa.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa pekan setelah hujan deras serupa menewaskan 33 orang di ibu kota, Kinshasa.
Infrastruktur di berbagai wilayah Kongo mengalami kerusakan parah dalam beberapa bulan terakhir, sementara kapasitas tanggap darurat terus tertekan akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Sejak Februari, pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata kembali meningkat, memperburuk salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sumber: Anadolu
Baca juga: Banjir parah di ibu kota Kongo, Kinshasa, tewaskan 22 orang
Baca juga: Korban tewas akibat banjir di Kongo jadi 401 orang
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025