Ambon (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease menyiagakan personel gabungan Polri dan TNI di sejumlah titik di Kota Ambon guna mengantisipasi potensi meluasnya konflik antara warga Desa Kailolo dan Desa Kabauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Wakapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Nur Rahman di Ambon, Rabu mengatakan pihaknya mendirikan tiga pos pengamanan, salah satunya terpusat di kawasan UIN AM Sangadji di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon. Kawasan tersebut dinilai rawan karena banyak dihuni warga dari dua desa yang bertikai.
“Sebanyak 40 personel gabungan Polri dan TNI disiagakan di tiga pos pengamanan di kawasan tersebut. Kehadiran petugas ini untuk mengantisipasi kerawanan sekaligus memastikan aktivitas masyarakat tetap berjalan normal dan aman,” kata Rahman.
Selain pos pengamanan, patroli gabungan melibatkan Polri, TNI, dan Satpol PP juga digelar di berbagai kawasan kota. Langkah itu sejalan dengan upaya untuk memperkuat pengawasan pascakonflik antarwarga di Pulau Haruku serta meredam dampak kerawanan sosial usai aksi demonstrasi yang sempat terjadi di sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025.
“Patroli gabungan ini untuk mengantisipasi kejadian yang tidak kita inginkan dan memastikan situasi kamtibmas tetap kondusif,” ujarnya.
Konflik antar warga Desa Kailolo dan Kabauw pecah pada Selasa siang di perbatasan dua desa tersebut. Bentrokan itu menewaskan satu orang dan melukai sejumlah warga dari kedua pihak.
Oleh sebab itu, kepolisian juga berkoordinasi dengan perangkat RT, RW, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan tokoh masyarakat di kawasan tersebut agar bersama-sama menjaga keamanan.
“Yang paling penting, masyarakat jangan mudah percaya dengan informasi atau berita hoaks yang bisa memprovokasi. Kita semua harus mampu menahan diri supaya kejadian di Pulau Haruku tidak melebar ke Ambon atau daerah lain di Maluku,” kata Rahman.
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
