Surabaya (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan inovasi “Transformasi Sistem Penanganan Kejahatan Jalan Raya untuk Mendukung Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Nasional” guna menjaga kelancaran distribusi pangan nasional.
"Gagasan atau ide ini lahir dari keprihatinan atas maraknya tindak kejahatan di jalur distribusi logistik yang berdampak langsung terhadap kestabilan pasokan dan harga pangan," ujar Kepala Subdirektorat II Kejahatan dan Kekerasan (Kasubdit II Jatanras) Ditreskrimum Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Arbaridi Jumhur, di Surabaya, Jumat.
Menurut Jumhur, keamanan jalur distribusi bukan hanya menyangkut tindak kriminalitas jalan raya, tetapi juga berkaitan dengan ketahanan nasional karena gangguan pasokan pangan dapat memengaruhi kestabilan ekonomi masyarakat.
Peraih pin emas dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) atas keberhasilannya mengungkap kasus narkoba jenis sabu seberat 120 kilogram saat menjabat Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Bintan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) ini menyebutkan selama semester pertama 2024–2025 terdapat lebih dari 100 kasus pencurian dengan kekerasan di jalur logistik utama Jawa Timur.
"Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan tercatat sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi," ujarnya.
Mantan Wakil Kepala Satuan Narkoba (Wakasat Narkoba) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya itu menjelaskan proyek perubahan ini mengusung strategi transformasi sistem keamanan jalan raya berbasis teknologi dan kolaborasi lintas sektoral melalui pembentukan tim kerja terpadu.
"Melalui Surat Perintah Ditreskrimum Polda Jatim dibentuk tim kerja terpadu yang melibatkan Jatanras, Dinas Perhubungan, Satuan Lalu Lintas (Satlantas), dan instansi terkait ketahanan pangan dengan penguatan sistem pengamanan dan pemanfaatan platform digital serta mempercepat respon dan tata kelola penanganan ancaman di lapangan," katanya.
Jumhur menegaskan proyek ini tidak hanya menitikberatkan pada tindakan represif, tetapi juga membangun budaya kerja prediktif dan preventif melalui pelatihan lintas fungsi, workshop pengamanan jalan, serta pengembangan sistem digital. Model ini ditargetkan dapat direplikasi secara nasional hingga 2026.
Dia berharap melalui kampanye publik bertajuk “Jalan Aman, Pangan Terjamin”, Polri turut menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama.
“Harapan kami sederhana, setiap sopir truk yang melintas di jalan raya merasa aman, setiap ton beras yang dikirim tiba tanpa hambatan, dan masyarakat bisa menikmati harga pangan yang stabil, maka dari situlah ketahanan nasional dibangun,” ujar Jumhur.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Widi Atmoko menilai gagasan tersebut sebagai langkah konkret yang sejalan dengan arah pembangunan nasional.
“Ketahanan pangan tidak akan stabil dan aman tanpa jalur distribusi yang aman. Sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga rantai pasok dari hulu ke hilir,” ucapnya.
Baca juga: Polda Jatim kirim tim Jatanras buru pelaku curanmor di Lumajang
Baca juga: Polda Jatim tembak mati pelaku curanmor asal Bangkalan
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































