Istanbul (ANTARA) - Sushila Karki, Minggu (14/9) resmi menjabat sebagai perdana menteri sementara Nepal dengan janji akan mengusut aksi kekerasan dalam unjuk rasa yang dipimpin kaum muda baru-baru ini serta menyelenggarakan pemilu sebagai bagian dari peta jalan pemerintahannya.
Karki, perempuan perdana menteri pertama Nepal yang sebelumnya menjabat sebagai ketua mahkamah agung, dilantik pada Jumat (12/9) oleh Presiden Ramchandra Paudel menyusul desakan massa setelah lengsernya pemerintahan terpilih pimpinan KP Sharma Oli.
Karki mulai menjalankan tugas resmi dari Gedung Kementerian Dalam Negeri di Singha Durbar karena kantor perdana menteri sebelumnya dibakar saat aksi protes.
Berbicara kepada media setelah mengambil alih jabatan, Karki menyebut kekerasan dalam unjuk rasa “Gen Z” sebagai tindakan kriminal terhadap negara.
Ia menegaskan pemerintah akan menyelidiki perusakan gedung parlemen, mahkamah agung, kantor perdana menteri, pusat bisnis, serta properti pribadi.
Sekretaris Kabinet Eknarayan Aryal mengatakan pemerintah mengakui mereka yang tewas dalam gerakan “Gen Z” sebagai martir dan keluarga korban akan menerima santunan.
Ia menambahkan rumah sakit juga telah diinstruksikan memberikan perawatan gratis bagi yang terluka.
Sementara itu, keluarga sejumlah korban tewas menyatakan menolak menerima jenazah kerabat mereka sampai tuntutan dipenuhi.
Mereka bersama sejumlah korban luka berkumpul di depan kediaman resmi perdana menteri di Baluwatar, Minggu, untuk meminta bertemu Karki.
Karki mengumumkan kompensasi sebesar 1 juta rupee (sekitar 7.000 dolar AS atau sekitar Rp114juta) untuk setiap korban. Namun, keluarga menilai langkah tersebut belum cukup untuk mengakui pengorbanan para martir.
Sedikitnya 51 orang tewas dan banyak lainnya luka-luka dalam aksi protes besar pekan ini yang dipicu larangan penggunaan media sosial. Aksi tersebut berkembang menjadi gerakan lebih luas menentang dugaan korupsi dan nepotisme elite politik Nepal.
Dalam perkembangan lain, Amerika Serikat dan China menyampaikan ucapan selamat atas pengangkatan Karki sebagai kepala pemerintahan sementara. China adalah negara yang berbatasan langsung di bagian utara Nepal.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan Beijing siap bekerja sama dengan Nepal untuk meningkatkan pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang serta mempererat hubungan bilateral.
AS juga menyambut penunjukan Karki serta kembalinya “ketenangan dan penyelesaian damai” setelah peristiwa tragis pekan lalu.
Kedutaan Besar AS di Kathmandu menyatakan pihaknya mengapresiasi peran Presiden Paudel dan Panglima Militer Ashok Raj Sigdel dalam memulihkan ketertiban serta memfasilitasi transisi damai pemerintahan sipil.
Washington berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan sementara menjelang persiapan pemilu yang dijadwalkan pada Maret mendatang.
Baca juga: Korban tewas kerusuhan Nepal bertambah jadi 72 orang
Baca juga: China beri selamat Sushila Karki sebagai Perdana Menteri Nepal
Baca juga: Nepal cabut jam malam usai Sushila Karki dilantik jadi PM sementara
Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.