Pilihan sarapan yang tidak disarankan diberikan kepada anak

2 months ago 8

Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi mengingatkan pentingnya memperhatikan pilihan makanan yang akan disajikan untuk sarapan anak.

Dokter naturopati dan ahli gizi holistik Pedi Mirdamadi menyarankan pemilihan makanan utuh seperti telur, madu, sayuran, dan buah-buahan untuk sarapan anak.

Sebagaimana dikutip dalam siaran Medical Daily pada Senin (3/3), dia juga menyebut beberapa makanan yang sebaiknya tidak dipilih untuk sarapan anak dalam unggahan di platform TikTok.

Menurut dia, makanan yang sebaiknya dihindari untuk sarapan anak antara lain oatmeal olahan.

Dia mengkhawatirkan pengaruh kandungan gula tinggi serta potensi residu pestisida pada produk oatmeal olahan yang dibuat dari oatmeal yang ditanam secara konvensional terhadap kesehatan anak.

"Jadi, kalau ingin memberikan oatmeal, berikan oatmeal organik tanpa pemanis, tambah madu atau buah-buahan saja," katanya.

Ia menambahkan, oatmeal yang kaya serat dapat disajikan bersama beri segar, madu, sirup mapel, selai kacang, atau kacang almond untuk memperkaya kandungan gizi sarapan anak.

Baca juga: Panduan memilih sarapan sehat dan bergizi seimbang

Dokter ​​​​​​​Mirdamadi juga tidak menyarankan pemberian kue pop tar untuk sarapan anak.

Kandungan sirup jagung dengan fruktosa tinggi pada kue panggang dalam kemasan itu dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe dua.

Kue kering ini juga sering kali mengandung perasa buatan, lemak tidak sehat, dan pewarna sintetis yang tidak baik untuk anak.

"Pewarna sintetis ini dikaitkan dengan hiperaktivitas pada anak-anak dan juga bersifat karsinogenik jika dikonsumsi berlebihan," kata dokter Mirdamadi.

Sebagai alternatif, dia merekomendasikan penyajian roti panggang alpukat bersama telur rebus atau taburan biji chia untuk tambahan protein.

Wafel beku juga tidak disarankan untuk sarapan anak, karena kandungan nutrisi dari bahan bakunya berisiko berkurang signifikan selama pemrosesan.

Baca juga: Kebiasaan lewatkan sarapan dapat pengaruhi kondisi psikologis anak

Yogurt dalam kemasan dengan berbagai rasa tidak direkomendasikan pula untuk sarapan anak.

Selain memiliki kadar gula tinggi, produk olahan ini mengandung perasa buatan yang dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi gula dan dikaitkan dengan hiperaktivitas.

Produk sereal olahan yang mendapat tambahan gula sintetis, pewarna, dan pengawet pun dianggap sebagai pilihan sarapan yang buruk bagi anak.

Sebagai gantinya, greek yoghurt yang kaya protein dan probiotik dapat disajikan dengan potongan buah segar dan kacang-kacangan sebagai pelengkap.

Baca juga: Empat pilihan sarapan berprotein tinggi selain telur

Baca juga: Pengaturan sarapan yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan

Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |