Shanghai (ANTARA) - Sebuah perusahaan rintisan (startup) teknologi China pada Selasa (22/7) mulai melakukan pengiriman pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal listrik (electric vertical takeoff and landing/eVTOL) kelas ton, yang menandai terobosan dalam penerapan pesawat eVTOL berukuran besar.
Dikembangkan oleh perusahaan AutoFlight yang berkantor pusat di Shanghai, pesawat bernama V2000CG CarryAll itu memiliki bobot lepas landas maksimum 2 ton.
Setelah mendapatkan sertifikat tipe dan sertifikat produksi tahun lalu, bersama dengan sertifikat kelaikan udara yang diperoleh pada Senin (21/7), pesawat nirawak tersebut akan dioperasikan oleh perusahaan transportasi ketinggian rendah yang berbasis di Guangzhou.

V2000CG CarryAll yang bertenaga listrik penuh (all-electric) memiliki kapasitas muatan hingga 400 kg dengan kecepatan jelajah maksimum 200 km per jam dan jangkauan 200 km. Pesawat ini dilengkapi kemampuan lepas landas dan pendaratan vertikal serta desain jelajah sayap tetap, yang memungkinkan penerapannya di bidang logistik ketinggian rendah, tanggap darurat, dan bidang-bidang lainnya
Xie Jia, wakil presiden senior AutoFlight, mengatakan bahwa jenis pesawat tersebut sejauh ini telah menyelesaikan lebih dari 40.000 km penerbangan aman di berbagai medan di China dan negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab dan Jepang, yang membantu memvalidasi kinerjanya dan menjajaki skenario penerapan potensialnya.
Pengiriman eVTOL ini terjadi saat ekonomi ketinggian rendah China memasuki tahap pertumbuhan pesat. Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China, nilai pasar sektor ini akan melonjak dari 500 miliar yuan (1 yuan = Rp2.272), pada 2023, menjadi 1,5 triliun yuan pada 2025, dan angkanya dapat mencapai jumlah fantastis 3,5 triliun yuan pada 2035.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.