Kunming (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan Indonesia memanfaatkan peluang dagang baru dalam Pameran China-Asia Selatan (China-South Asia Expo) kesembilan, seiring ajang tersebut terus menjembatani perdagangan antara China dan Asia Tenggara.
Ajang selama enam hari itu, yang dibuka pada 19 Juni di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, mempertemukan lebih dari 2.500 perusahaan, baik dari dalam maupun luar China, dan menampilkan 16 aula ekshibisi, yang hampir 70 persen di antaranya dikhususkan untuk sektor-sektor profesional seperti manufaktur, energi hijau, industri kopi, dan pengobatan tradisional China.
Pada hari kelima gelaran China-South Asia Expo kesembilan di Kunming, para pengunjung memadati Paviliun Medis, Olahraga, dan Kesehatan, yang ingin menjajal perpaduan antara teknologi kesehatan canggih dan pengobatan tradisional China.
Indonesia hadir melalui 16 perusahaan yang menempati 32 stan. Ragam produk yang mereka tawarkan mulai dari perhiasan gaharu dan produk kulit buaya hingga biji kopi, produk perawatan kulit, serta suplemen kesehatan tradisional seperti sarang burung walet dan tongkat ali (pasak bumi), yang semuanya sangat menarik minat konsumen China.
Li Min, seorang pengunjung dari Kunming, mengatakan kepada awak media bahwa pada awal pameran tersebut, stan kerupuk udang Indonesia begitu ramai sampai dirinya tidak bisa mendekat. Pada hari kelima pameran, camilan populer itu sudah habis terjual, dan dia tidak berkesempatan membelinya.

Dewi Tanuwijaya, seorang perancang perhiasan asal Bali, mengungkapkan karya-karya buatannya tidak hanya sekadar aksesori, tetapi juga pembawa pesan budaya. "Saya berharap perhiasan saya dapat membantu orang-orang mempelajari budaya Bali," tuturnya. "Pameran ini menyuguhkan peluang besar untuk bertemu dengan klien-klien baru dan mengembangkan bisnis daring saya."
Selain memamerkan berbagai produk, perusahaan-perusahaan Indonesia juga menjalin kemitraan. Pada 20 Juni, PT. Mulia Permata Floraindo menandatangani kesepakatan satu tahun dengan Fuchi Supply Chain yang berbasis di Yunnan untuk mengimpor bunga potong segar dengan nilai sekitar 500.000 dolar AS, termasuk bunga mawar, bokor, dan lili untuk pasar Jakarta. Kesepakatan ini menandai langkah konkret ekspor bunga Yunnan ke Asia Tenggara.

Sektor alat kesehatan (alkes) Indonesia juga menjajaki peluang kerja sama. Gakeslab, asosiasi perusahaan alat-alat kesehatan dan laboratorium nasional yang diakui oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mencakup 21 provinsi dan melayani lebih dari 1.500 institusi medis. Dalam pameran itu,
Gakeslab juga menggelar pembicaraan dengan Asosiasi Industri Alat Kesehatan Yunnan dan berencana menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di Indonesia nanti pada tahun ini.
Dede Erawatan, perwakilan Gakeslab, menuturkan industri perawatan kesehatan China menunjukkan potensi yang kuat. Dia menambahkan bahwa mereka hadir di sini bukan hanya untuk menjalin hubungan dengan produsen China, melainkan juga dengan para pemain global seperti GE.
Paviliun Medis, Olahraga, dan Kesehatan menampilkan berbagai inovasi mutakhir dalam terapi sel dan ilmu hayati, dengan pameran teknologi kesehatan interaktif menarik banyak perhatian. "Perpaduan sains dan kesehatan sangat mengesankan," kata Erawatan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.