Wuhan (ANTARA) - Sekitar 80 pakar dari sejumlah perusahaan energi China berkumpul di Shennongjia, Provinsi Hubei, China tengah, pada Kamis (19/12) guna mendorong peningkatan upaya dalam hal konservasi keanekaragaman hayati selama proses transisi energi.
Seminar yang diselenggarakan oleh Organisasi Pengembangan dan Kerja Sama Interkoneksi Energi Global (Global Energy Interconnection Development and Cooperation Organization/GEIDCO) dan pemerintah setempat itu mempertemukan perwakilan dari puluhan perusahaan energi China untuk berbagi kisah sukses dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati.
Perusahaan itu diantaranya State Grid Corporation of China, China Southern Power Grid, China Huaneng Group, China Three Gorges Corporation, China Huadian Corporation, dan China Green Development Investment Group.
Keanekaragaman hayati di bumi merupakan fondasi bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, ekspansi aktivitas manusia yang terus terjadi menimbulkan ancaman bagi banyak spesies, yang memicu pencemaran lingkungan dan kerusakan habitat, kata Liu Zehong, wakil ketua eksekutif GEIDCO.
"Jadi, sangat penting untuk mempercepat transformasi energi ramah lingkungan dan rendah karbon untuk mengurangi dampak pengembangan dan pemanfaatan energi fosil skala besar terhadap ekosistem alam," imbuh Liu.
Sejumlah contoh kasus yang dibagikan dalam seminar tersebut meliputi menghindari area yang sensitif secara ekologis, mengganti saluran listrik udara dengan kabel bawah tanah, memasang sarang burung artifisial di menara transmisi, membuat jalur migrasi ikan di pembangkit listrik tenaga air (PLTA), menggunakan tenaga surya untuk pengendalian gurun, dan memasok energi hijau ke basis penelitian ekologis.
Banyak di antara kasus-kasus ini telah dikatalogkan dalam "Daftar Transisi Energi untuk Keanekaragaman Hayati" (List of Energy Transition for Biodiversity), yang diterbitkan dalam subforum pertemuan Konferensi Para Pihak ke-16 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keanekaragaman Hayati (COP16) pada Oktober lalu.
Daftar tersebut menyebutkan berbagai contoh pilihan dari ribuan perusahaan dan organisasi di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Langkah-langkah ini membantu meminimalkan kerusakan habitat, mendorong restorasi lingkungan, dan memberikan perlindungan langsung terhadap keanekaragaman hayati, yang menunjukkan pendekatan-pendekatan sukses dalam mengintegrasikan transisi energi dengan konservasi ekologis, kata Liu.
"Perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan merupakan tiga krisis utama yang dihadapi umat manusia. Tantangan-tantangan ini saling berkaitan dan membutuhkan solusi yang sinergis," ujar Direktur Program Lingkungan Hidup-Kemitraan Pengelolaan Ekosistem Internasional PBB Zhang Linxiu.
Dengan berbagi pengetahuan, pencapaian, dan pengalaman, seminar ini diharapkan dapat membuka lebih banyak jalan untuk mencapai tata kelola energi dan lingkungan yang sinergis, imbuhnya.
GEIDCO merupakan organisasi internasional pertama di bidang energi yang diprakarsai oleh China. Berkantor pusat di Beijing, GEIDCO berkomitmen untuk mempromosikan pengembangan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan energi global dengan alternatif yang bersih dan ramah lingkungan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024