Istanbul (ANTARA) - Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Hamas Palestina, menunda pembebasan warga Israel yang mereka sandera karena Tel Aviv melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Hamas mencatat berbagai pelanggaran yang dilakukan Israel di antaranya menunda kembalinya pengungsi Palestina ke Gaza utara, menembaki berbagai wilayah di Jalur Gaza, serta mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza—sesuai kesepakatan gencatan senjata.
“Oleh karena itu, pembebasan tahanan Zionis yang dijadwalkan Sabtu (15/2) mendatang akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, sambil menunggu kepatuhan penuh penjajah terhadap perjanjian gencatan senjata,” kata juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, pada Senin (10/2).
Obaida menegaskan Hamas tetap berkomitmen menjalankan kesepakatan gencatan senjata selama Israel juga mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut.
Menyusul pengumuman Hamas tersebut, pejabat pertahanan Israel, Israel Katz, telah memerintahkan tentara untuk bersiap pada "tingkat kewaspadaan tertinggi" untuk setiap kemungkinan skenario kejadian di Gaza.
Katz mengatakan pernyataan Hamas merupakan "pelanggaran langsung" terhadap perjanjian gencatan senjata.
Sementara itu, keluarga warga Israel yang ditahan di Gaza mendesak otoritas Benjamin Netanyahu untuk tidak menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
"Kami telah segera meminta bantuan dari negara-negara penengah (Mesir, Qatar, dan AS) untuk membantu memulihkan dan melaksanakan kesepakatan yang ada secara efektif," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.
Forum tersebut meminta otoritas Israel untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat membahayakan kesepakatan dan tetap berkomitmen untuk mengamankan pengembalian 76 warga Israel yang ditawan.
Kesepakatan gencatan senjata tiga fase telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, dengan tujuan menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 korban dan menghancurkan daerah kantong Palestina itu.
Pada fase pertama gencatan senjata, yang berlangsung hingga awal Maret, sebanyak 33 warga Israel yang disandera Hamas akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas yang keenam kalinya dijadwalkan pada pekan ini.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hamas: Penarikan pasukan Israel dari Koridor Netrazim tanda kegagalan
Baca juga: Peristiwa penting dalam pertukaran tahanan-sandera Israel dan Hamas
Baca juga: Hamas tak akan izinkan pasukan AS masuki Jalur Gaza
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025