Balikpapan, Kalimantan Timur (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berkomitmen untuk memperkuat kemandirian energi dari tingkat desa melalui program Wasteco (Waste to Energy for Community).
“Memang, salah satu showcase yang paling bisa dilihat (dari program Wasteco) adalah pembangunan desa energi berdikari,” kata Senior Officer I Media Communication PT Pertamina (Persero) Bagja Mahendra di Balikpapan Timur, Kalimantan Timur, Rabu.
Adapun salah satu desa yang telah berhasil mengadopsi metode ini dan memanfaatkannya untuk kebutuhan dan perekonomian sehari-hari adalah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sampah di TPAS ini diolah menjadi gas methane yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan memasak rumah tangga.
Gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut hingga kini dapat dimanfaatkan untuk 380 sambungan rumah, 1.520 warga atau 390 Kepala Keluarga, dan 29 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berasal dari lima RT.

Bagja menyampaikan, biaya penghematan memasak keluarga dengan adanya gas methane ini adalah sebesar Rp456 juta per tahun, dengan kas iuran gas methane sebesar Rp45,6 juta per tahunnya.
Pemanfaatan gas methane juga berkontribusi menciptakan peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta mendukung pemerintah dalam mengurangi beban subsidi gas LPG 3kg.
Pengurangan penggunaan gas LPG 3kg tercatat sebesar 18.240 tabung per tahunnya, karena masyarakat telah memanfaatkan gas methane.

“Terkait opportunity pemanfaatan gas methane ini, dasarnya adalah transfer ilmu pengetahuan, bagaimana gas methane bisa dihasilkan dari sampah organik dan dimanfaatkan untuk ekonomi masyarakat, menggantikan LPG 3kg, dan punya nilai tambah dari pengelolaan sampah,” ujar Communication Relations & CID PT PHI Dony Indrawan.
Selain itu, program Wasteco juga disebut berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 100.651,70 ton CO2eq/tahun.
Lebih lanjut, Wasteco mendapat pengakuan global dalam ajang SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024, serta mengantarkan PT PHM meraih penghargaan Platinum dan Gold di Circular Economy & Sustainability Awards (CESA) 2025.
Baca juga: Pemerintah siapkan revisi aturan pengolahan sampah jadi energi listrik
Baca juga: TPSA Bagendung di Cilegon olah sampah jadi bahan bakar PLTU Suralaya
Baca juga: Pemerintah targetkan 28 persen timbulan sampah terkelola pada 2026
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.