Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menjajaki pembelian atau impor bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari negosiasi tarif resiprokal.
“(Impor) BBM sedang dijajaki,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Penjajakan tersebut, menyusul kesepakatan antara Indonesia dengan AS ihwal impor komoditas energi seperti minyak mentah dan gas bumi dari AS.
Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari komitmen yang diberikan oleh Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dua negara, dan sebagai salah satu pertimbangan Presiden AS Donald Trump menurunkan besaran tarif impor resiprokal Indonesia yang semula 32 persen menjadi 19 persen.
Selain BBM, Fadjar menyampaikan bahwa Pertamina sebelumnya sudah melakukan kerja sama berupa penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan mitra Pertamina di AS untuk pembelian minyak mentah.
MoU yang ditandatangani oleh Pertamina bersama mitranya masih bersifat terbuka, sehingga nantinya menyesuaikan kebutuhan, kapasitas fiskal Indonesia, dan kesiapan kilang di dalam negeri.
Nantinya, minyak mentah yang diimpor dari AS akan ditampung di kilang-kilang Pertamina, salah satunya Kilang Balikpapan.
“Peningkatan volume (impor) LPG juga masih penjajakan,” kata dia lagi.
Pada 2024, Pertamina sudah mengimpor dari AS sebesar 57 persen dari total impor LPG.
Berdasarkan hasil negosiasi, Pertamina berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari AS menjadi 60 persen dari total impor LPG.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan impor minyak dan gas bumi (migas) dari AS menyesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
Walaupun demikian, Airlangga belum dapat menyebutkan keterangan lebih lanjut mengenai rencana impor migas itu, termasuk mengenai volume minyak dan gas bumi yang akan diimpor dari negeri Paman Sam.
Airlangga melanjutkan, untuk urusan teknis seperti kapan impor itu berjalan, juga masih menunggu beberapa perjanjian yang harus disepakati antara Indonesia dan AS.
Baca juga: Menteri ESDM: Indonesia bisa turunkan impor BBM hingga 300 ribu KL
Baca juga: Komisi XII DPR dukung pemerintah kurangi impor BBM dari Singapura
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.