Penulisan Mastera Kemendikdasmen satukan suara penyair lewat puisi

2 weeks ago 10

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menyelenggarakan Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) 2025 sebagai wadah para penyair muda untuk menyatukan suara mereka lewat puisi.

Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin menerangkan meskipun kata “sastra” tidak tercantum dalam penjenamaan Lembaga Badan Bahasa, sastra tetap menjadi bagian penting dalam tugas dan fungsi Badan Bahasa.

“Bahasa tanpa sastra seperti mata uang tanpa nilai. Sastra dapat memperhalus rasa, mewujudkan asa, dan meneguhkan makna,” kata dia di Jakarta pada Sabtu.

Ia berharap, kegiatan ini melahirkan alumnus unggul di bidang penulisan puisi serta menegaskan komitmen Badan Bahasa untuk menyiapkan kelas penulisan tingkat lanjut agar alumnus dapat menjadi pembimbing bagi generasi penulis baru.

Selain itu, ia mengingatkan tentang pentingnya menjaga bahasa sebagai bagian dari kedaulatan bangsa.

“Sejarah membuktikan perjuangan bangsa Indonesia yang diinisiasi oleh komitmen pada satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Karena itu, mari kita jaga bahasa bangsa, sebab kedaulatan bangsa sangat ditopang oleh kedaulatan bahasa,” kata Hafidz.

Baca juga: Membangun literasi anak dari pojok-pojok sekolah

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Badan Bahasa sekaligus Sekretaris Mastera Indonesia Ganjar Harimansyah menjelaskan kegiatan tersebut difokuskan pada pertukaran pengalaman kreatif antara peserta dan pembimbing.

Forum itu, ucapnya, menjadi ruang interaksi, komunikasi, dan bedah karya yang diharapkan memperkuat jejaring penulis di Asia Tenggara.

“Mastera yang melibatkan Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura sudah lama berdiri dengan agenda strategis memperkenalkan karya masing-masing negara serta mengkajinya secara bersama,” ujar dia.

Ia mengatakan acara tahunan tersebut bukan sekadar forum menulis, melainkan kesempatan mempertemukan para penyair muda Asia Tenggara dalam semangat kolaborasi.

Dari ruang kecil di Jakarta, kataya, gagasan, pengalaman, dan puisi bertemu untuk memperkuat diplomasi pengetahuan melalui agenda kesusastraan.

Di samping itu, kegiatan tersebut wujud nyata upaya meneguhkan bahasa dan sastra sebagai pilar kebudayaan kawasan serta langkah penting menuju penguatan identitas kolektif di tengah tantangan global.

Baca juga: Badan Bahasa revitalisasi 120 bahasa daerah di seluruh Indonesia

Baca juga: Badan Bahasa ingatkan pejabat publik kuasai etika bertutur

Baca juga: Kemendikdasmen-DPR godok sastrawan muda Kaltim lestarikan bahasa ibu

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |