Jakarta (ANTARA) - Pengamat agribisnis Faisal Abdul Naser berpendapat optimalisasi pengembangan sektor usaha agribisnis sangat penting guna mewujudkan program ekonomi hijau yang berkelanjutan.
"Agribisnis tidak hanya berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja berbasis lingkungan, mendukung pembangunan rendah karbon, serta mengurangi intensitas emisi nasional. Dari tanah subur ke pangan lestari untuk seluruh negeri," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Asosiasi Agribisnis sebut hilirisasi sangat penting, strategis, tepat
Pengalaman bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan pakan ternak, Faisal melihat besarnya peluang dan dukungan agribisnis sebagai motor penggerak ekonomi hijau.
Menurut Alumnus Lemhannas PPSA 24 tahun 2023 ini, Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar dan dapat menjadi motor penggerak ekonomi hijau nasional.
Faisal pun menekankan pentingnya diperlukan diversifikasi produk pertanian, pemanfaatan pasar domestik yang luas, serta peningkatan ekspor sebagai peluang utama dalam pengembangan agribisnis berbasis ekonomi hijau.
Baca juga: Anggota DPR: RUPTL 2025-2034 komitmen Indonesia hadapi perubahan iklim
"Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar, dan mampu diarahkan untuk berorientasi pada konsep ekonomi hijau atau green economy," ucap Chairman Executive Liaison Staff PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk itu.
Dia melanjutkan, konsep ekonomi hijau adalah gagasan pengembangan ekonomi yang menitikberatkan pada pertumbuhan berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri panen raya jagung secara serentak di lahan seluas 56 ribu hektare di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada awal Juni 2025.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program nasional yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat petani. Presiden Prabowo akan hadir secara virtual, menandakan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan swasembada pangan.
Baca juga: Menhut tekankan "zero waste, zero accident" di Gunung Merbabu
Dalam konteks pengembangan ladang jagung, kata Faisal, penerapan ekonomi hijau berarti mendorong produksi pertanian yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar.
"Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat petani menciptakan ekosistem agribisnis yang lebih kuat dan berdaya saing," kata Fasial.
Pemanfaatan dan pengembangan ladang jagung selain berdampak peningkatan produksi pangan, juga membuka peluang besar bagi pengembangan sektor usaha agribisnis di Indonesia.
Polri melalui gugus tugas ketahanan pangan, telah aktif menggerakkan masyarakat dan kelompok tani untuk menanam jagung serta mendukung distribusi hasil panen.
"Kehadiran Polri dalam program ketahanan pangan membuktikan bahwa institusi ini tidak hanya hadir dalam aspek keamanan, tetapi juga menjadi penggerak transformasi agribisnis dan pilar penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara agraris yang mandiri, sejahtera, dan berwawasan lingkungan. Inilah bentuk nyata semangat: dari tanah subur ke kandang makmur, hadir untuk seluruh negeri," kata purnawirawan jenderal bintang satu Polri itu.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025