Peneliti tawarkan solusi masalah pengisian daya semasa cuaca dingin

22 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari University of Michigan dan Arbor Battery Innovations menemukan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah pengisian daya kendaraan elektrik semasa cuaca dingin.

Menurut siaran ArenaEV pada Jumat (4/4), dalam kondisi cuaca dingin kemampuan pengisian daya dan jarak tempuh mobil listrik dapat berkurang drastis.

Guna mengatasi masalah itu, para peneliti dari University of Michigan dan Arbor Battery Innovations mengembangkan baterai lithium-ion eksperimental yang berkinerja baik dalam suhu di bawah nol, memungkinkan pengisian daya cepat dan jarak tempuh yang lebih baik pada masa cuaca dingin.

Inovasi utama mereka adalah "arsitektur elektroda 3D" khusus yang dapat membantu baterai menangani suhu dingin ekstrem dengan lebih baik.

Suhu yang sangat rendah dapat memperlambat pergerakan elektron dalam baterai kendaraan listrik, yang menyebabkan waktu pengisian daya lebih lama dan jarak tempuh lebih pendek.

Para peneliti berfokus pada anoda, tempat ion lithium disimpan selama pengisian daya, dalam upaya mengatasi masalah tersebut.

Mereka menggunakan laser untuk mengubah grafit di anoda, menciptakan jalur yang memungkinkan ion lithium bergerak dan mengendap lebih cepat.

Baca juga: Charged Baycat andalkan teknologi pengisian daya yang cepat

Baca juga: BYD akan hadirkan 500 stasiun isi daya 1000kW ultrafast pertama

Kendati dapat mempercepat pengisian daya, penggunaan laser untuk mengubah grafit di anoda menghadirkan tantangan baru dalam pelapisan lithium.

Kinerja dan keamanan baterai bisa bermasalah ketika litium menumpuk di permukaan anoda alih-alih diserap.

Tim peneliti memecahkan masalah pelapisan ini dengan menggunakan lapisan yang sangat tipis, setebal sekitar 20 nanometer, pada baterai. Lapisan yang terbuat dari litium borat-karbonat ini dapat menghentikan pelapisan litium.

Hasilnya, baterai dapat diisi dengan cepat pada kecepatan 6C, yang berarti dapat terisi penuh hanya dalam 10 menit, bahkan pada suhu -10 derajat Celsius.

Para peneliti mendapati kinerja baterai tetap kuat setelah 100 siklus pengisian daya dalam kondisi dingin ini.

Menurut Neil Dasgupta, profesor teknik mesin di University of Michigan yang merupakan salah satu penulis hasil studi tersebut, teknologi baru ini dapat ditambahkan ke proses produksi baterai saat ini tanpa melakukan perubahan besar.

Baca juga: Ionna luncurkan jaringan pengisian daya kendaraan listrik di AS

Baca juga: Fasilitas pengisian daya kendaraan listrik meningkat pesat di China

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |