Pencak silat unjuk diri di Islamic Solidarity Games 2025 di Riyadh

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pencak silat unjuk diri di panggung internasional setelah resmi tampil sebagai cabang demonstration sport dalam Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh 2025, dalam rangka memperluas eksistensi olahraga Tanah Air tersebut secara global.

Kehadiran olahraga bela diri warisan Indonesia ini di Riyadh menjadi bagian dari strategi global Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat), Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), dan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) untuk memperluas eksistensi silat ke level dunia.

“Walaupun sifatnya demo sport, kami mempersiapkannya sebaik-baiknya seperti event resmi. Ini bagian dari upaya kita menjaga marwah pencak silat sebagai olahraga warisan budaya yang mendidik, beretika, dan penuh nilai,” ujar Sekjen PB IPSI sekaligus Sekjen Persilat Teddy Suratmadji dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ajang ISG Riyadh 2025 menghadirkan 19 atlet dari sembilan negara yang bertanding di empat nomor pertandingan, yaitu kelas C (55–60 kg) dan D (60–65 kg) putra dan putri. Pembukaannya berlangsung meriah dengan tradisi “buka gelanggang”, yakni ritual khas pencak silat yang memperlihatkan filosofi silat sebagai seni budaya sekaligus cabang olahraga.

Meski berstatus ekshibisi, pelaksanaan cabang ini dilakukan dengan standar profesional. Hal itu menjadi bukti keseriusan Persilat dan PB IPSI dalam menyiapkan pencak silat menembus berbagai multievent internasional, termasuk peluang untuk masuk ke Youth Olympic Games Dakar 2026.

Baca juga: Pencak silat dipertandingkan dalam Asian Youth dan Islamic Games

Menurut Teddy, perkembangan pencak silat kini semakin pesat di kawasan Asia Tengah seperti Uzbekistan, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan yang aktif melakukan pembinaan atlet.

Ia menilai, ekspansi tersebut tak lepas dari diplomasi olahraga yang terus dilakukan oleh NOC Indonesia bersama Persilat dan PB IPSI.

“Kita sangat optimistis pencak silat akan terus naik kelas di level dunia. Setelah tampil di Asian Youth Games Bahrain 2025 dan memberi medali perak untuk tuan rumah, kini tampil di Islamic Solidarity Games Riyadh. Ini adalah langkah lanjutan yang nyata,” jelas Teddy yang juga bertugas sebagai Technical Delegate pencak silat di ISG 2025.

Menariknya, semangat pencak silat juga mulai tumbuh di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Salah satu atlet tuan rumah, Mazen Alzahrani, mengaku terinspirasi setelah menonton video pertandingan silat dari Indonesia dan Malaysia.

“Awalnya saya dari Muaythai, tapi setelah belajar silat saya merasa olahraga ini lebih lengkap. Silat membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan pikiran. Ada koneksi khusus di dalamnya,” ungkap Mazen.

Fenomena meningkatnya minat di negara-negara Timur Tengah menegaskan bahwa pencak silat kian menjadi olahraga dengan nilai universal. Pencak silat mengajarkan keseimbangan antara fisik, etika, dan rasa hormat, unsur yang membuatnya diterima di berbagai budaya.

Partisipasi pencak silat di ISG Riyadh 2025 menjadi bukti nyata komitmen Persilat, PB IPSI, dan NOC Indonesia dalam membawa olahraga tradisional Nusantara menuju panggung global.

Baca juga: Ginting akui kekuatan pencak silat merata usai kandas di semifinal ISG

Baca juga: Daftar 39 atlet Indonesia dalam Islamic Solidarity Games 2025

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |